REFERENSI UNTUK PENELITIAN

Kesulitan mencari referensi untuk melakukan penelitian? Skripsi? Tesis?
Googling kemana-mana tapi hanya mendapat data yang kurang valid? Menemukan judul penelitian yang oke tapi akses menuju sumber data terlalu berbelit-belit dan mahal?
Mugkin salah satu penyebabnya adalah rasa tidak percaya diri penulisnya.
Mengapa?
Mari kita renungkan.
Banyak wacana yang menyebutkan bahwa SDM Indonesia masih sangat rendah. Apalagi jika dibandingkan dengan negara-negara digdaya seperti Amerika Serikat maupun Jepang. Hal inilah yang sering dituding sebagai penyebab kemiskinan dan penderitaan masyarakatnya secara berkepanjangan.
Pendapat ini masih berlaku dari tempoe doeloe sampai saat ini, jaman dimana anak TK sekalipun sudah gape dengan teknologi.

Jika kita amati lebih lanjut, pasti kita akan berpikir dua kali untuk mengiyakan pendapat tersebut. 
Jika kita masih mengingat jaman dahulu, di saat Indonesia masih 'bayi', baru saja bebas dari kerangkeng Belanda, negara Malaysia justru mengimpor guru-guru berkualitas dari Indonesia untuk mengajarkan generasi mudanya. Bahkan, tokoh-tokoh besar disana tidak sedikit yang mendapatkan ilmu dari guru-guru di Indonesia. Sekarang, bisa dilihat perbedaan yang nyata antara keberhasilan pembangunan di Malaysia dan Indonesia kan? Jauh! Saya masih ingat lelucon Guru SD saya dulu. Seandainya dulu Indonesia dijajah Inggris (bukan Belanda) pasti nggak akan seperti ini endingnya. INdonesia akan maju seperti Malaysia, India,dan negara jajahannya yang lain. Hahaha. Mana ada yang merelakan dirinya dijajah sih pak?
Well, sejarah singkat tadi menunjukkan bahwa sebenarnya SDM Indonesia tidak kalah dengan bangsa lain.
Satu lagi contoh kecil. Banyak sekali orang-orang Indonesia yang berhasil dan sukses di negara lain (bukan TKW). Misalnya, animator dalam Film Transformer, pengisi suara (dubber) di Nickelodion, dan lain-lain. Cuma, mungkin jumlahnya nggak sebanyak pendatang dari negara lain dan jarang terekspose media.
Banyak tenaga pendidik, ilmuwan, dan ahli profesional lainnya yang beralih ke negara lain. Mengapa? Tentu saja masalah klasik: gaji di Indonesia sangat rendah. Untuk yang berpendidikan tinggi sekalipun. Profesor yang hanya mengajar dari kampus ke kampus cuma mendapatkan gaji dari negara yang pas-pasan. Setidaknya, standar-lah.
Sedangkan di negara lain (negara maju) tentu saja sumberdaya mereka lebih dihargai. Tidak hanya dipekerjakan untuk mengajar, tetapi mereka juga diperkenankan untuk melakukan riset dan difasilitasi secara penuh! Mereka lebih bebas bereksperimen dan menemukan inovasi-inovasi baru. Mari kita bandingkan yang (masih) ada di Indonesia sekarang. Para ilmuwan, atau paling tidak, peneliti, justru susah payah melakukan risetnya sendiri. Dengan biaya sendiri, tanpa sponsor, susah sedih ditanggung sendirilah. Makanya, tidak heran jika penelitian sudah selesai, mereka terkesan "PELIT" untuk membagikan hasil penelitiannya dengan orang lain. Bahkan ada yang sengaja menutup-nutupi dan tidak mengekspose hasil penelitiannya. Mungkin, pikirnya "enak aja, mau baca (atau ngopy) hasil penelitianku. Mahal, tauk!". Padahal, hasil penelitiannya sangat penting dan berguna bagi orang lain. Makanya, sering sekali para mahasiswa maupun peneliti amatiran mengalami kesulitan dalam mencari referensi baku dalam mengerjakan penelitian. Bahkan, terkadang, hasil penelitian tersebut baru boleh dibaca jika berani membayarkan sejumlah uang ke pihak yang bersangkutan. Ironis, memang. Kapan pinternya dong kite-kite??

Komentar

Postingan Populer