MATERI LOKAKARYA PPG DALAM JABATAN GEOGRAFI UNIVERSITAS NEGERI MALANG 2019
Konteks belajar bukan
sekedar melihat dan mendengar penjelasan yang terpusat dari guru, melainkan
melihat, mendengar, sekaligus melakukan/mengalami suatu pengalaman belajar. Guru
harus mampu mengubah mindset dari mengajar menjadi membelajarkan. Misalnya memberi
kesempatan kepada siswa untuk membaca dan memahami materi dari sumber belajar
secara mandiri. Guru hanya menyajikan referensi literasi untuk dijadikan
sebagai materi ajar. Jika siswa mampu menyerap materi lebih banyak daripada
guru, maka pembelajaran dianggap berhasil. Jadi, guru hanya bertugas menyiapkan
‘arena belajar’ yang kondusif bagi siswa.
Contoh:
KD 3.2 kelas X: Memahami dasar-dasar pemetaan, Pengindraan Jauh, dan Sistem Informasi Geografis
(SIG)
Anatomi KD tersebut
terdiri dari Kata Kerja Operasional (KKO) dan materi.
Untuk mempermudah
pengukuran KKO, perlu adanya Indikator (tanda) Pencapaian Kompetensi. Indikator
juga memiliki anatomi yang sama dengan KD, yaitu KKO dan materi. Tetapi bedanya
adalah KKO berupa kata yang lebih spesifik dan mudah terukur dan teramati,
seperti “menjelaskan,” “membedakan.” Contoh dalam KD tersebut adalah “Memahami” dapat diukur apabila siswa mampu “menjelaskan”
Penentuan indikator
idealnya adalah tunggal, bukan jamak. Hal ini diharapkan dapat membantu guru
untuk menentukan apakah indikator tersebut telah tercapai atau belum.
Tujuan pembelajaran
harus memuat A (audience), B (behavior; terkait dengan indikator), C (condition;
terdiri dari cara/metode, alat/bahan, waktu), D (degree; misalnya “dengan benar”).
Tujuan dapat berbentuk gabungan dari beberapa indikator asal penjabarannya
jelas.
Problem Based Learning (PBL) pada dasarnya adalah pembelajaran yang dilaksanakan berdasarkan masalah. Masalah yang dimaksud bukan rumusan masalah yang dapat dijawab dengan hanya membuka materi ajar. Siswa dituntut mengetahui pemecahan masalah dan atau pembuktian teori berdasarkan materi ajar yang dikembangkan bersama-sama.
Problem Based Learning (PBL) pada dasarnya adalah pembelajaran yang dilaksanakan berdasarkan masalah. Masalah yang dimaksud bukan rumusan masalah yang dapat dijawab dengan hanya membuka materi ajar. Siswa dituntut mengetahui pemecahan masalah dan atau pembuktian teori berdasarkan materi ajar yang dikembangkan bersama-sama.
Komentar
Posting Komentar