PENDEKATAN PENILAIAN (KURIKULUM 2013)

Penilaian merupakan salah satu aspek penting dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Berdasarkan Permendikbud nomor 23 Tahun 2016 Pasal 2 dinyatakan bahwa penilaian pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah terdiri atas penilaian hasil belajar oleh pendidik penilaian hasil belajar oleh Satuan Pendidikan, dan penilaian hasil belajar oleh Pemerintah. Penilaian konvensional cenderung dilakukan hanya untuk mengukur hasil belajar siswa. Nilai dapat disusun dalam bentuk peringkat untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran.
Kurikulum 2013 memiliki pendekatan penilaian yang berbeda. Penilaian tidak lagi hanya sebagai alat ukur pencapaian hasil belajar siswa, melainkan menjalankan fungsi lain yang saling berkaitan. Berikut ini adalah pendekatan penilaian dalam Kurikulum 2013:
  1. Assessment of learning. Penilaian yang dilaksanakan setelah proses pembelajaran selesai. Penilaian ini dimaksudkan untuk mengetahui pencapaian hasil belajar setelah siswa selesai mengikuti proses pembelajaran. Berbagai bentuk penilaian sumatif seperti ulangan akhir semester, ujian sekolah, dan ujian nasional merupakan contoh assessment of learning. Pendekatan ini masih kita terapkan dalam pembelajaran konvensional hingga sekarang.
  2. Assessment as learning. Penilaian yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dan digunakan sebagai dasar untuk melakukan perbaikan proses pembelajaran. Dengan assessment for learning guru dapat memberikan umpan balik terhadap proses belajar siswa, memantau kemajuan, dan menentukan kemajuan belajarnya. Assessment for learning merupakan penilaian proses yang dapat dimanfaatkan oleh guru untuk meningkatkan kinerjanya dalam memfasilitasi siswa. Berbagai bentuk penilaian formatif, misalnya tugas-tugas di kelas, presentasi, dan kuis, merupakan contoh-contoh assessment for learning
  3. Assessment as learning. Penilaian ini mirip dengan assessment for learning, karena juga dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung. Bedanya, assessment as learning melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan penilaian. Siswa diberi pengalaman untuk belajar menilai dirinya sendiri atau memberikan penilaian terhadap temannya secara jujur. Penilaian diri (self assessment) dan penilaian antarteman (peer assessment) merupakan contoh assessment as learning. Dalam assessment as learning siswa juga dapat dilibatkan dalam merumuskan prosedur penilaian, kriteria, maupun rubrik/pedoman penilaian sehingga mereka mengetahui dengan pasti apa yang harus dilakukan agar memperoleh capaian belajar yang maksimal.
Ketiga pendekatan penilaian tersebut diharapkan dapat membantu guru dan siswa untuk mencapai hasil belajar yang lebih optimal. Siswa tidak hanya menjadi pandai, melainkan juga memiliki kompetensi baik dalam sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, maupun keterampilan. Laporan penilaian sikap oleh pendidik disampaikan dalam bentuk predikat (sangat baik, baik, cukup, atau kurang) dan dilengkapi dengan deskripsi. Laporan penilaian pengetahuan dan keterampilan berupa angka (0-100), predikat (A, B, C, atau D), dan deskripsi.

Sumber: Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan SMA (2017). Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA

Komentar

Postingan Populer