TUGAS PENGAJARAN MIKRO
TUGAS UJIAN KOMPETENSI 1
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengajaran Mikro
Dosen Pengampu Drs. Partoso Hadi, M.Si.
Disusun oleh:
Ririn Wijiastuti
K5408047
Program Studi Pendidikan Geografi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
2011
Tugas
- Mengacu pada Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar buatlah rumusan indikator!
- Jelaskan model pembelajaran yang anda pilih dan jelaskan alasan pemilihannya!
- Jelaskan tahap-tahap pembelajaran dengan model tersebut!
- Kemukakan referensi yang yang menjadi sumber materi ajar!
Jawab
- Standar Kompetensi (SK) , Kompetensi Dasar (KD) , maupun indikator merupakan komponen-komponen pokok yang terdapat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, indikator adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran.
Berdasarkan definisi tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa penyusunan indikator harus dirancang sedemikian rupa untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar. Berikut ini adalah aplikasinya:
Standar Kompetensi : Memahami sejarah pembentukan bumi
Kompetensi Dasar : Menjelaskan sejarah pembentukan bumi
Indikator : 1. Mendeskripsikan proses terjadinya bumi
2. Menganalisis teori lempeng tektonik dan kaitannya dengan persebaran gunung api dan gempabumi.
Pemilihan indikator dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa. Alasan pemilihan indikator antara lain adalah:
1) Untuk pembelajaran siswa SMA kelas X, penyusunan indikator tersebut dirasa sudah cukup sesuai. Siswa tidak hanya dituntut agar mampu menguasai materi mengenai konsep sejarah pembentukan bumi, melainkan juga terampil menganalisa aplikasi teori tersebut yang menjadi fenomena yang muncul saat ini.
2) Siswa dapat menghubungkan antara pengetahuan yang didapat dengan fakta yang ada di sekitar mereka, sehingga siswa diharapkan mampu berpikir rasional berdasarkan informasi yang diberikan untuk memecahkan permasalahan yang ada. Dalam hal ini, contohnya adalah menganalisis persebaran gunungapi dan gempabumi dikaitkan dengan konsep lempeng tektonik yang menjadi bagian dari sejarah terbentuknya bumi.
Penyusunan indikator ini diharapkan mampu meningkatkan pemahaman spasial siswa. Sebagai penduduk Indonesia, siswa sudah seharusnya memahami karakteristik wilayahnya termasuk di dalamnya adalah potensi bahaya yang mungkin terjadi di sekitarnya. Ilmu Geografi, lebih khususnya pada Kompetensi Dasar (KD) ini, diharapkan dapat membantu siswa untuk mengetahui apa, dimana, mengapa, kapan, bagaimana permasalahan gempabumi serta pola persebaran gunungapi di negaranya dapat sedemikian rupa jika dikaitkan dengan pengetahuan tentang sejarah pembentukan bumi. Model pembelajaran kontekstual bertanya juga menuntut antusiasme, empati, reaksi dan sekaligus aksi siswa terhadap stimulus permasalahan tersebut.
- Model pembelajaran yang dipilih adalah kontekstual bertanya
Model pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar yang mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa. Jadi, dengan menggunakan model pembelajaran ini diharapkan siswa dapat menggunakan pengetahuan yang didapatkan dengan permasalahan-permasalahan yang ada di sekitar mereka. Dalam hal ini, siswa dapat memahami konsep sejarah terbentuknya bumi dan menghubungkannya dengan fenomena gempabumi dan persebaran gunungapi di Indonesia.
Pemilihan model pembelajaran ini berdasarkan atas manfaat, kelebihan, dan kelemahannya.
Manfaat model pembelajaran kontekstual bertanya adalah:
1) Menggali informasi yang dimiliki siswa
2) Menggali pemahaman siswa
3) Membangkitkan respon siswa
4) Mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa
5) Mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa
6) Memfokuskan perhatian pada sesuatu yang dikehendaki guru
7) Membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa, untuk menyegarkan kembali pengetahuan siswa
Kelemahan model pembelajaran kontekstual bertanya adalah:
1) Guru lebih intensif dalam membimbing.
1) Guru lebih intensif dalam membimbing.
Guru tidak lagi berperan sebagai pusat informasi, melainkan sebagai fasilitator bagi siswa. Guru berperan mengelola kelas agar siswa dapat saling bekerja sama untuk menemukan pengetahuan baru. Guru harus mampu membimbing siswa agar dapat belajar sesuai dengan tahap perkembangannya.
2) Guru memerlukan perhatian ekstra dari siswa agar kegiatan pembelajaran semakin kondusif.
Proses pembelajaran tidak dapat berjalan dengan baik tanpa adanya antusiasme siswa. Jadi, kemampuan guru dalam menarik perhatian siswa sangat diperlukan.
Keunggulan model pembelajaran kontekstual bertanya adalah:
1. Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan nyata.
Artinya siswa dituntut untuk dapat menghubungkan pengetahuan yang diperolehnya dengan kenyataan yang ada di lapangan, sekaligus mengaplikasikannya untuk pemecahan masalah. Indikator yang telah dipilih sengaja dirancang agar siswa tidak hanya memahami konsep terbentuknya bumi dan teori lempeng tektonik, melainkan juga menghubungkannya dengan kondisi di negaranya yang ternyata memiliki persebaran gunungapi yang hampir merata dan disertai dengan fenomena gempabumi yang intensif.
2. Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep kepada siswa
Model pembelajaran kontekstual bertanya mengarahkan siswa untuk membangun pengetahuannya (constructing knowledge) sendiri. Artinya, siswa mengalami sendiri konsep yang diberikan oleh guru (dalam hal ini fenomena persebaran gunungapi yang hampir merata di negaranya dan disertai gempabumi). Selanjutnya, berdasarkan pemahaman awal dari siswa mengenai fenomena tersebut, guru cukup hanya membimbing untuk mengarahkan siswa memahami dan mengembangkan konsep tersebut berdasarkan fakta ilmiah dan teori yang sudah ada.
- Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual bertanya menuntut guru agar terampil memancing siswa dengan pertanyaan-pertanyaan agar siswa dapat menemukan jawabannya sendiri, sehingga pembelajaran lebih produktif. Dengan demikian langkah-langkah pembelajaran harus dirancang sedemikian rupa agar siswa mampu menerima stimulus guru dengan baik. Berikut ini adalah langkah-langkah pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kontekstual bertanya berdasarkan indikator yang ada:
No | Kegiatan | Waktu | Metode |
1. | Pendahuluan
| 15’ | Ceramah, tanya jawab |
2. | Kegiatan Inti a) Eksplorasi · Guru memulai materi teori pembentukan bumi. · Guru menampilkan gambar proses terbentuknya bumi dan struktur lapisan bumi. · Guru menjelaskan teori tektonik lempeng dengan menggunakan Peta Lempeng Tektonik Dunia, ilustrasi pergerakan lempeng dari 200 juta tahun yang lalu hingga 50 tahun yang akan datang, serta video “Continental Drift and Plate Tectonics” · Guru memberikan pertanyaan tentang hubungan antara lempeng tektonik dan gempa bumi serta persebaran gunung api sambil menampilkan Peta Sabuk Gempabumi. b) Guru memberikan pancingan pertanyaan tentang letak Indonesia yang berada dalam jalur cincin api sambil menunjukkan Peta Cincin Api c) Elaborasi · Kelas dibagi 6 kelompok, setiap kelompok diperintah untuk menganalisis mengapa serta bagaimana dampak positif dan negatif letak Indonesia yang berada dalam jalur cincin api. · Guru memimpin jalannya diskusi, memberikan bimbingan dan arahan kepada kelompok yang kurang memahaminya. d) Konfirmasi · Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi. Kelompok lain berpartisipasi dalam presentasi tersebut. · Guru mengarahkan siswa dalam menyimpulkan hasil diskusi. | 60’ | Ceramah, tanya jawab, dan diskusi. |
3. | Penutup
| 15’ | Ceramah |
- Referensi sumber materi ajar
1. Sugiyanto & Danang Endarto. 2008. Mengkaji Ilmu Geografi untuk SMA dan MA kelas X. Surakarta: PLATINUM
2. Materi kuliah kosmografi oleh Sarwana, M.Si
3. Internet :
Blog tersebut ditulis oleh Abdul Manan. Seorang guru matapelajaran Geografi di SMA 74 Jakarta.
Blog tersebut ditulis oleh Ardian Rahmawan, guru Geografi SMA 1 Boja
Blog tersebut ditulis oleh Soni Hermawan, mahasiswa Fakultas Geografi Unversitas Gadjah Mada
opo kieeeee
BalasHapuswekekekek..lha opo mie?
Hapusra logis yah??