LAMPIRAN MATERI PENGERTIAN FENOMENA BIOSFER
1. Pengertian biosfer
Gagasan Biosfer pertama kali diutarakan oleh Vladimir Ivanovich Vernadsky (1863–1945), seorang ilmuwan dari Rusia yang menyatakan bahwa Biosfer adalah sebuah sistem kehidupan yang terbuka dan senantiasa berkembang sejak dimulainya sejarah bumi.
BIOSFER dalam jenjang kehidupan atau tingkatan organisasi makhluk hidup adalah sebagai berikut.:
1.Individu merupakan organisme tunggal yang termasuk dalam spesies tertentu. Contoh, seekor ayam, seekor kucing, sebatang pohon pisang, sebatang pohon kelapa, dan seorang manusia. Untuk mempertahankan hidupnya, satu jenis organisme dihadapkan pada masalah-masalah yang cukup rumit. Seperti untuk mempertahankan diri dari musuh atau untuk mendapatkan makanan.
2. Populasi adalah kumpulan individu sejenis yang berkumpul dan hidup pada suatu daerah dan waktu tertentu. Contoh, populasi ayam di desaJati Makmur pada tahun 2000 berjumlah 5.555 ekor. Ukuran populasidapat berubah sepanjang waktu. Perubahan ukuran dalam populasitersebut disebut dinamika populasi.
3. Komunitas adalah suatu kumpulan dari berbagai populasi pada suatu kawasan tertentu yang saling berinteraksi dan memengaruhi satu sama lain. Komunitas memiliki komponen yang lebih kompleks jika dibandingkan dengan individu dan populasi. Dalam komunitas, semua komponen saling berinteraksi dengan pola yang beraneka macam.
4. Ekosistem adalah suatu sistem yang terbentuk oleh adanya hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan lingkungannya. Dalam arti lain, ekosistem adalah kesatuan tatanan antara segenap komponen biotik maupun abiotik yang saling memengaruhi.Berdasarkan pengertian tersebut, suatu ekosistem terbentuk oleh komponen hidup (biotik) dan tidak hidup (abiotik) yang berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang teratur. Keteraturan tersebut terjadi karena adanya arus materi dan energi yang terkendali oleh adanya arus transportasi dan transformasi antar komponen dalam ekosistem. Setiap komponen memiliki fungsi (relung) tertentu. Selama setiap komponen tetap melakukan fungsinya dan bekerjasama dengan baik, keteraturan ekosistem akan tetap terjaga.
Berdasarkan fungsi dan aspek penyusunannya, ekosistem dapat dibedakan menjadi dua komponen, yaitu sebagai berikut.
1. Komponen Abiotik, yaitu komponen yang terdiri atas bahan-bahan tidak hidup (nonhayati), yang meliputi komponen fisik dan kimia, seperti tanah, air, matahari, udara, dan energi.
2. Komponen Biotik, yaitu komponen yang terdiri atas bahan-bahan yang bersifat hidup yang meliputi organisme autotrof dan heterotrof. Organisme Autotrof adalah semua organisme yang mampu membuat atau mensintesis makanannya sendiri, berupa bahan organik dan bahan-bahan anorganik dengan bantuan energi matahari melalui proses fotosintesis. Semua organisme yang mengandung klorofil terutama tumbuhan hijau daun disebut organisme autotrof. Organisme Heterotrof adalah semua organisme yang tidak dapat membuat makanannya sendiri, akan tetapi meman faat kan bahanbahan organik dari organisme lainnya sebagai bahan makanannya.
3. Bioma, yaitu bentang lahan (landscape) yang memiliki karakteristik khas yang berdasarkan keadaan iklimnya didominasi oleh flora dan fauna tertentu. Setiap zona dan subzona di permukaan bumi memiliki jenis flora dan fauna yang berbeda sesuai dengan kondisi lingkungannya. Flora dan fauna yang hidup pada suatu bioma disebut biota.
2. Pengertian fenomena biosfer
Fenomena biosfer adalah gejala atau peristiwa yang terjadi di lapisan biosfer.Makhluk hidup yang ada didalamnya terdapat suatu hubungan timbal balikantara komponen biotik dengan komponen abiotik. Makhluk hidup satudengan makhluk hidup yang lain terjadi interaksi baik secara individu maupun kelompok dan adanya interaksi antara makluk hidup dengan lingkungannya atau sebaliknya
LAMPIRAN MATERI
PERSEBARAN FLORA DAN FAUNA DAN FAKTOR –FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
Adanya fenomena biosfer di setiap tempat di muka bumi ini berbeda-beda,tergantung faktor-faktor yang mempengaruhinya. Salah satu fenomenabiosfer itu adalah persebaran makhluk hidup yang tidak merata dengan faktor yang mempengaruhinya yaitu berupa iklim, relief , dan organisme:
a. Iklim (suhu, curah hujan, dan kelembapan udara) Iklim merupakan faktor utama yang dapat menentukan tipe tanah dan jenis tumbuhan yang hidup pada suatu daerah, selanjutnya jenis tumbuhan tersebut akan mempengaruhi jenis hewan dan mikroorganisme yang akan hidup di daerah tersebut,sehingga pada akhirnya akan terdapat suatu kecenderungan bahwa daerah yang memiliki tipe iklim yang sama akan memiliki tipe komunitas yang tidak jauh berbeda.
Atas dasar iklim di muka bumi, ada empat wilayah yang dapat dipergunakan untuk mengklasifikasikan jenis flora, yaitu daerah beiklim tropis, daerah beriklim sedang,daerah beriklim gurun, dan daerah beriklim dingin.
b. Relief juga menentukan jenis dan vegetasi suatu wilayah. Di wilayah yang berlereng terjal, aliran air cepat dan tanah tererosi. Sehingga relief akan mempengaruhi sifat fisik dan kimia tanah (Kondisi tanah, tekstur tanah, mineral hara, humus tanah, kandungan udara, air tanah.) dari erosi tersebut yang tersisa merupakan tanah yang tidak subur dan tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik.Jenis tanah dan jumlah nutrisi yang ada dalam tanah mempengaruhi jenis vegetasi yang dapat tumbuh.
c. Makhluk hidup atau organisme
Makanan yang dimakan oleh hewan menempel di paruh, kuku, kulit, bulu danbagian tubuhnya yang lain, sehingga persebaran tumbuhan mengikuti keberadaan hewan tersebut. Sedangkan persebaran hewan selain dipengaruhi faktor reproduksi, juga dipengaruhi oleh ketersediaan makanan, iklim,musuh atau kompetitor sehingga mencari daerah baru (migrasi).
Tindakan manusia mengubah bentangan alam yang sudah ada. Misalnya, tanah tandus menjadi daerah hutan, hutan menjadi daerah pertanian dengan susunan ekosistem yang menyertainya. Campur tangan manusia seperti industrialisasi, pertanian dan pembangunan pemukiman sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan vegetasi. Banyak vegetasi yang ditebang untuk memperoleh lahan yang digunakan untuk kegiatan pertanian dan pembangunan pemukiman.
Dari aktivitas tersebut menyebabkan :
1. Tekanan populasi, yaitu semakin banyaknya populasi menyebabkan persediaan bahan makanan terbatas, sehingga suatu spesies hewan harus bermigrasi untuk mencari makanan di tempat lain.
2. Perubahan habitat menyebabkan tidak cocoknya suatu spesies hewan untuk terus berada di daerah yang di tempati.
3. Aktivitas manusia yang mengubah bentukan alam. Pada lingkungan darat, pengaruh iklim terhadap persebaran flora dan fauna sangat besar.
LAMPIRAN MATERI
PERSEBARAN FLORA DAN FAUNA DI DUNIA
Pelajari kembali Teori Apungan Benua! Interaksi antara massa daratan, samudra, dan atmosfer menghasilkan beraneka ragam bentang alam serta iklim dunia yang bervariasi. Kekuatan interaksi tersebut menghasilkan beraneka ragam bioma atau suatu komunitas vegetasi yang mempunyai kemampuan adaptasi sama terhadap lingkungan regional. Berikut ini merupakan persebaran flora di dunia yang diklasifikasikan dalam beberapa bioma sebagai berikut:
a. Tundra
Di zona transisi dari biomes lain, seperti taiga atau hutan termasuk jenis pohon jarum, pohon-pohon dan semak-semak kerdil semua yang tumbuh. Faktor lain yang membantu menentukan vegetasi tundra, dan dengan demikian tundra itu sendiri adalah adanya permafrost, lapisan tanah beku permanen tepat di bawah permukaan. Jadi vegetasi yang terdapat di wilayah Bioma Tundra yaitu berbagai jenis lumut. Persebarannya terdapat di bagian utara Skandinavia, Finlandia, Siberia, Rusia dan Kanada.
b. Taiga
Hutan Taiga (juga dikenal sebagai Boreal, kata Rusia yang berarti hutan lembab rawa) ditemukan di sabuk kontinu hampir di seluruh Amerika Utara dan Eurasia. Sebagian besar dari Kanada dan Rusia tertutup oleh pohon-pohon jenis konifera yang membentuk biome ini. Biome ini ditentukan terutama oleh pohon-pohon yang membentuk itu. Pohon-pohon klimaks yang bulu, cemara dan pinus. Komunitas tumbuhan Subclimax mungkin memiliki pohon-pohon gugur seperti larch, Tamarack dan birch.
c. Meadow / Grasslands/ Padang Rumput (Stepa)
Bioma padang rumput membentang mulai dari daerah tropis sampai dengan daerah beriklim sedang, seperti Hongaria, Rusia Selatan, Asia Tengah, Amerika Selatan, Australia.
Ciri-ciri:
1. Curah hujan antara 25 - 50 cm/tahun, di beberapa daerah padang rumput curah hajannya dapat mencapai 100 cm/tahun.
2. Curah hujan yang relatif rendah turun secara tidak teratur.
3. Turunnya hujan yang tidak teratur tersebut menyebabkan porositas dan drainase kurang baik sehingga tumbuh-tumbuhan sukar mengambil air.
Tumbuhan yang mampu beradaptasi dengan daerah dengan porositas dan drainase kurang baik adalah rumput, meskipun ada pula tumbuhan lain yang hidup selain rumput, tetapi karena mereka merupakan vegetasi yang dominan maka disebut padang rumput. Nama padang rumput bermacam-macam seperti stepa di Rusia Selatan, puzta di Hongaria, prairi di Amerika Utara dan pampa di Argentina.
d. Savanna (Sabana)
Sabana adalah padang rumput yang diselingi oleh pohon-pohon yang tumbuhnya menyebar, biasanya pohon palem dan akasia. Sabana merupakan salah satu sistem biotik terbesar di bumi yang menempati darah luas di Benua Afrika, Amerika Selatan dan Australia. Sabana pada umumnya terbentuk di daerah tropik sampai subtropik.
Ciri-ciri sabana antara lain :
1. Bersuhu panas sepanjang tahun
2. Hujan terjadi secara musiman, dan menjadi faktor penting bagi terbentuknya sabana
Sabana berubah menjadi semak belukar apabila terbentuk mengarah ke daerah yang intensitas hujannya makin rendah. Sabana akan berubah menjadi hutan basah apabila mengarah ke daerah yang intensitas hujannya makin tinggi.
e. Tropical Rain Forest (hutan Hujan Tropis)/ hutan basah
Hutan basah terdapat di daerah tropika meliputi semenanjung Amerika Tengah, Amerika Selatan, Afrika, Madagaskar, Australia Bagian Utara, Indonesia dan Malaysia. Di hutan ini terdapat beraneka jenis tumbuhan yang dapat hidup karena mendapat sinar matahari dan curah hujan yang cukup.
Ciri-ciri bioma hutan basah antara lain :
1. Curah hujan sangat tinggi, lebih dari 2.000 mm/tahun
2. Pohon-pohon utama memiliki ketinggian antara 20 – 40 m.
3. Cabang pohon berdaun lebat dan lebar serta selalu hijau sepanjang tahun
4. Mendapat sinar matahari yang cukup, tetapi sinar matahari tersebut tidak mampu menembus dasar hutan.
5. Mempunyai iklim mikro di lingkungan sekitar permukaan tanah/di bawah kanopi (daun pada pohon-pohon besar yang membentuk tudung
f. Deciduous forest
Bioma hutan gugur merupakan bioma yang terletak pada kisaran 30 – 40 derajat lintang LU/LS. Bioma hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang yang terdapatdi wilayah Amerika Serikat bagian timur, ujung selatan benua Amerika, Kepulauan Inggris dan Australia.
Ciri-ciri bioma hutan gugur adalah sebagai berikut :
1. Curah hujan merata antara 750mm – 1.000 mm pertahun
2. Pohon-pohon memiliki ciri berdaun lebar, hijau pada musim dingin, rontok pada musim panas dan memiliki tajuk yang rapat.
3. Memiliki musim panas yang hangat dan musim dingin yang tidak terlalu dingin.
4. Jarak antara pohon satu dengan pohon yang lainnya tidak terlalu rapat/renggang
5. Jumlah/jenis tumbuhan yang ada relatif sedikit
6. Memiliki 4 musim, yaitu musim panas-gugur-dingin-semi
g. Desert (Gurun)
Bioma Gurun merupakan bioma yang di dominasi oleh batu/pasir dengan tumbuhan sangat jarang. Bioma ini paling luas terpusat di sekitar 20 derajat LU, mulai dari Pantai Atlantik di Afrika hingga ke Asia Tengah. Sepanjang daerah itu terdapat kompleks gurun Sahara, gurun Arab dan gurun Gobi dengan luas mencapai 10 juta km persegi.
Ciri-ciri fisik Bioma Gurun
1. Curah hujan sangat rendah, + 25 cm/tahun
2. Kecepatan penguapan air lebih cepat dari presipitasi
3. Kelembaban udara sangat rendah
4. Perbedaan suhu siang hari dengan malam hari sangat tinggi (siang dapat mencapai 45 C, malam dapat turun sampai 0 C)
5. Tanah sangat tandus karena tidak mampu menyimpan air
Persebaran fauna di Dunia
Pada tahun 1876 Alfred Russel Wallace membagi wilayah persebaran fauna atas 6 wilayah yaitu: Ethiopian, Palearktik, Oriental, Australian, Neotropical dan Neartik.
a. Neartik
· Wilayah: meliputi wilayah Amerika Utara dan seluruh daerah greenland
· Kondisi wilayah: Amerika Utara bagian timur terdiri atas hutan gugur Amerika Utara bagian tengah terdiri atas padang rumput Amerika Utara bagian utara terdapat hutan konifer yang luas. Daerah Greenland tertutup salju dengan ketebalan yang sulit ditentukan
· Fauna: antelop bertanduk cabang tiga, sejenis tupai dari Amerika Utara (prairi dog), kalkun, burung biru, salamander, bison, dan karibou (karibu)
b. Neotropik
· Wilayah: meliputi Meksiko bagian selatan sampai meksiko bagian tengah dan Amerika Selatan
· Kondisi wilayah : sebagian besar beriklim tropis dan di zona selatan beriklim sedang
· Fauna yang ada : kukang, armadillo, alpaka, kelelawar penghisap darah, orangutan, siamang, trenggiling, menjangan, sejenis babi, kuda, tapir (yang berbeda dengan tapir asia), dan kera
c. Australis
· Wilayah: meliputi Australia, Selandia Baru, Irian (Papua), dan Maluku, serta pulau-pulau di sekitarnya
· Kondisi wilayah: sebagian besar kondisi lingkungannya beriklim tropis dan sebagian lagi beriklim sedang. Kondisi lingkungan Australia yang mencolok disebabkan oleh letaknya yang terpisah jauh dari benua lainnya
· Fauna: kanguru, trenggiling, kasuari, koala, cendrawasih, kiwi, kura-kura, buaya, kakaktua, burung penghisap madu dan burung emu
d. Oriental
· Wilayah: meliputi Benua Asia dan pulau-pulaunya yang dekat, diantaranya Sumatra, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Sri Lanka dan Filipina.
· Kondisi wilayah: Sebagian beriklim tropis. Banyak hutan hujan tropis sehingga kaya akan flora dan fauna.
· Fauna: harimau, gajah, gibon, orangutan dan badak bercula satu
e. Paleartik
· Wilayah: meliputi seluruh daratan eurasia dan beberapa derah tertentu, antara lain Himalaya, Afganistan, Inggris, dan Jepang
· Kondisi wilayah: memiliki perbedaan suhu yang tinggi dan curah hujan yang berbeda-beda
· Fauna: bison, landak, kucing kutub dan menjangan kutub
f. Etiopian
· Wilayah: meliputi seluruh daratan Afrika, Madagaskar, dan Arab bagian selatan
- Kondisi wilayah: Relatif seragam. Di bagian utara wilayah Etiopian adalah Gurun Sahara yang merupakan padang pasir terluas di dunia. Gurun itu menjadi barier antara wilayah paleartik dan wilayah etiopian. Oleh karena itu, jenis-jenis hewan yang terdapat di wilayah utara berbeda dengan hewan yang terdapat di wilayah selatan
- Fauna: gorila, simpanse, antelop, burung unta, kuda nil, zebra dan jerapah
LAMPIRAN MATERI
PERSEBARAN FLORA DAN FAUNA DI INDONESIA
Persebaran flora di Indonesia
Keanekaragaman tumbuhan di Indonesia dipengaruhi oleh:
· Indonesia terletak di kawasan tropik yang mempunyai iklim yang stabil.
· Indonesia terletak di antara dua benua yaitu Asia dan Australia, artinya Kepulauan Indonesia dilintasi oleh dua pusat persebaran biota Asia dan Australia.
· Luas Kepulauan Indonesia, yang memungkinkan adanya berbagai spesies hewan, dan tumbuhan yang hidup di dalamnya.
a. Keadaan Flora di Indonesia
1) Flora di Daerah Paparan Sahul
Flora di daerah Paparan Sahul adalah flora di daerah Irian Jaya, yang terdiri atas tiga macam, sebagai berikut.
v Pohon sagu, pohon nipah, dan mangrove.
v Hutan hujan tropik.
v Jenis Pemetia Pinnata (motea).
2) Flora di Daerah Peralihan
Di Sulawesi terdapat 4.222 jenis flora yang berkerabat dekat dengan wilayah lain yang relatif kering di Filipina, Maluku, Nusa Tenggara, dan Jawa. Flora di daerah peralihan yang berada di habitat pantai, dataran rendah dan ultra basis lebih mirip dengan flora Irian dan jenis tumbuhan gunung mirip dengan yang ada di Kalimantan. Flora Sulawesi menunjukkan percampuran antara Indonesia bagian barat dengan bagian timur. Jenis flora di Sulawesi banyak yang mempunyai kesamaan dengan wilayah kering di Jawa, Maluku, dan Nusa Tenggara, sedangkan flora dataran rendah di Sulawesi banyak yang mirip dengan flora dataran rendah di Papua.
3) Flora di Daerah Paparan Sunda
Flora di daerah paparan Sunda adalah flora di wilayah Sumatra yang terdiri atas tiga macam, yaitu:
v Flora endemik, contoh bunga Rafflesia Arnoldi.
v Flora di pantai timur terdiri atas mangrove dan rawa gambut.
v Flora di pantai barat terdiri atas bermacam-macam vegetasi di antaranya meranti-merantian, kemuning, rawa gambut, hutan rawa air tawar, dan rotan.
v Flora di Kalimantan memiliki kesamaan dengan flora di Sumatra, yaitu hutan hujan tropik, hutan gambut, dan hutan mangrove.
b. Persebaran Tumbuhan di Indonesia Berdasarkan Iklim dan Keadaan Daerah
Persebaran tumbuh-tumbuhan menurut lingkungan geografi berdasarkan iklim dan keadaan daerah di Indonesia adalah sebagai berikut:
1) Hutan Mangrove
Hutan mangrove atau hutan pasang, hutan ini khas bagi daerah pantai tropik, ciri tumbuhan ini mempunyai akar napas yang tergantung dari batang, benih tumbuhan dapat mengapung di air laut selama beberapa bulan, sehingga masih dapat tumbuh setelah terdampar di daratan. Terdapat gejala vivipari, yaitu perkecambahan biji pada tumbuhan induk. Hutan ini banyak terdapat di pantai timur Pulau Sumatra dan daerah pantai Kalimantan Tengah, dan Papua, dan sebagian besar daerah pantai di seluruh dunia.
2) Hutan Lumut (Tundra)
Hutan lumut, terdapat di pegunungan-pegunungan tinggi yang selalu tertutup kabut karena letaknya sangat tinggi dari permukaan laut, sehingga udaranya sangat lembap dan suhunya rendah sekali. Hutan lumut terdiri atas pohon-pohonan yang ditumbuhi dengan lumut, misalnya di pegunungan tinggi di Papua, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Jawa.
3) Hutan Rawa
Hutan rawa, meliputi daerah yang cukup luas di Indonesia. Hutan rawa air tawar tidak menghasilkan kayu yang baik, tetapi tanahnya dapat dimanfaatkan sebagai tanah pertanian. Hutan rawa gambut dapat menghasilkan kayu, salah satunya ialah kayu ramin. Hutan rawa gambut banyak terdapat di Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah.
4) Hutan Musim
Jenis hutan ini sering disebut dengan hutan homogen, karena tumbuhannya hanya terdiri atas satu pohon. Hutan ini bercirikan gugurnya daun-daun pada musim kemarau (meranggas). Sebagai contoh ialah hutan jati, cemara, dan pinus. Jenis hutan ini banyak terdapat di Indonesia bagian tengah, Jawa Tengah, dan Jawa Timur sampai Nusa Tenggara.
5) Hutan Hujan Tropis
Hutan hujan tropis merupakan hutan rimba yang memiliki pohon-pohon yang lebat. Jenis hutan ini banyak terdapat di daerah hutan tropis atau daerah yang mengalami hujan sepanjang tahun. Hutan ini sering disebut dengan hutan heterogen, karena tumbuhannya terdiri bermacam-macam jenis pohon. Jenis hutan ini banyak terdapat di Pulau Sumatra, Kalimantan, dan Papua.
6) Stepa
Stepa, adalah padang rumput yang cukup luas. Terdapatnya stepa di Indonesia disebabkan curah hujan sudah banyak turun di bagian barat seperti Sumatra dan Jawa Barat, sehingga angin musim yang membawa hujan dari arah Asia sudah kering setelah sampai di daerah ini. Curah hujan yang ada hanya cukup untuk tumbuhnya tumbuh-tumbuhan jenis rumput yang tidak terlalu banyak membutuhkan air. Daerah yang terdapat stepa ini antara lain Nusa Tenggara Timur dan Timor Timur.
7) Sabana
Sabana memiliki ciri daerah padang rumput yang luas dengan diselingi adanya pohon-pohon atau semak-semak di sekitarnya. Daerah ini mengalami musim kemarau yang panjang dan bersuhu panas. Di Indonesia terdapat di Nusa Tenggara, Madura, dan di dataran tinggi Gayo (Aceh). Wilayah ini digunakan untuk peternakan, seperti sapi, kuda, dan kambing.
Persebaran fauna di Indonesia
a. Pembagian Fauna Menurut Wallace (1910)
Wallace mengelompokkan jenis fauna di Indonesia menjadi tiga, yaitu:
a. Fauna Asiatis (Tipe Asia), menempati bagian barat Indonesia sampai Selat Makassar dan Selat Lombok. Di daerah ini terdapat berbagai jenis hewan menyusui yang besar seperti:
· tapir terdapat di Sumatra dan Kalimantan,
· banteng terdapat di Jawa dan Kalimantan,
· kera gibon terdapat di Sumatra dan Kalimantan,
· beruang terdapat di Sumatra dan Kalimantan,
· badak terdapat di Sumatra dan Jawa (bercula dua),
· gajah terdapat di Sumatra (berpindah-pindah),
· siamang (kera berwarna hitam dan tak berekor) terdapat di Sumatra,
b. Fauna tipe Australia, menempati bagian timur Indonesia meliputi Papua dan pulau-pulau di sekitarnya. Hewan-hewan di Indonesia bagian timur mirip dengan hewan Australia. Jenis hewan tipe Australia, antara lain sebagai berikut.
· Burung, terdiri atas cenderawasih, kasuari, nuri dan raja udang.
· Amfibi, terdiri atas katak pohon, katak terbang, dan katak air.
· Mamalia, terdiri atas kanguru, walabi, beruang, nokdiak (landak Papua), opossum laying (pemanjat berkantung), kuskus, dan kanguru pohon.
· Reptilia, terdiri atas buaya, biawak, kadal, dan kura-kura.
c. Fauna peralihan, menempati di antara Indonesia timur dan Indonesia barat, misalnya di Sulawesi terdapat kera (fauna Asiatis) dan terdapat kuskus (fauna Australia). Di samping itu terdapat hewan yang tidak didapatkan baik tipe Asiatis maupun tipe Australia. Fauna Indonesia yang tergolong tipe peralihan adalah sebagai berikut.
· Mamalia, terdiri atas anoa, babi rusa, kuskus, monyet hitam, sapi, banteng, dan kuda.
· Reptilia, terdiri atas biawak, komodo, kura-kura, dan buaya.
· Amfibi, terdiri atas katak pohon, katak terbang, dan katak air.
· Berbagai macam burung, terdiri atas maleo, kakaktua, nuri, merpati, burung dewata, dan angsa.
b. Pembagian Fauna Menurut Weber
Weber menggunakan burung dan hewan menyusui sebagai dasar analisisnya, tetapi tidak setiap binatang yang dijadikan dasar memiliki garis batas yang sama. Contohnya, hewan melata dan kupu-kupu Asia menembus lebih jauh ke arah timur daripada burung dan siput.
Garis batas antara Indonesia bagian barat dengan bagian tengah disebut garis Wallace dan garis batas antara Indonesia bagian timur dengan bagian tengah disebut garis Weber.
c. Pembagian Fauna Menurut Lydekker
Ahli lain, yaitu Lydekker, menentukan batas barat fauna Australia dengan menggunakan garis kontur dan mengikuti kedalaman laut antara 180 – 200 meter, sekitar Paparan Sahul dan Paparan Sunda. Hal ini sama dengan Wallace yang menentukan batas timur fauna Asia. Adanya perbedaan fauna antara wilayah Indonesia bagian barat dan timur karena kedua wilayah itu terpisah oleh perairan yang cukup luas dan dalam, dan kedalaman lautnya lebih dari 1000 meter. Laut yang dalam tersebut sebagai pemisah antara kedua wilayah, sehingga fauna pada masing-masing wilayah berkembang sendiri-sendiri.
Dampak Kerusakan Flora dan Fauna
Kini beberapa flora dan fauna telah hilang dari habitatnya. Gajah jawa, harimau jawa dan bali, kini tinggal dongeng belaka. Suatu saat binatang yang saat ini bisa kita lihat, boleh jadi juga tinggal cerita buat anak cucu kita. Beberapa hutan telah habis dibabat berubah menjadi lahan-lahan kritis yang kelak terhanyut dan mendangkalkan sungai-sungai. Karena sudah begitu dangkal, sungai tidak lagi mampu menampung air dan meluaplah banjir menerjang segala yang ada di sekitarnya termasuk manusia. Betapa tragisnya. Berikut ini dampak yang akan terjadi jika flora dan fauna mengalami kerusakan.
1. Ekosistem Tidak Seimbang
Dalam ekosistem terdapat predator (pemangsa) dan yang dimangsa. Jika salah satu dihilangkan, ekosistem menjadi tidak seimbang dan akibatnya sangat merugikan kehidupan.
2. Kelangkaan Sumber Daya
Flora dan fauna merupakan sumber daya yang dapat dimanfaatkan oleh manusia, contohnya hutan. Hutan menghasilkan berbagai macam hasil hutan yang sangat penting bagi manusia. Mulai dari kayu, daun, bahkan getahnya berguna bagi manusia. Hutan juga mampu menyimpan air yang merupakan kebutuhan vital bagi kehidupan. Jika hutan itu rusak, hilanglah sumber daya yang dihasilkannya. Lebih fatal lagi, persediaan air akan berkurang sehingga air menjadi barang langka.
3. Menurunnya Kualitas Kesehatan
Beberapa flora dan fauna merupakan sumber makanan bagi manusia. Bahkan beberapa di antaranya diusahakan manusia dengan sengaja dalam bentuk budi daya. Beberapa zat polutan dan pestisida dapat tersimpan dalam tubuh flora dan fauna itu. Jika flora dan fauna itu dikonsumsi manusia, zat-zat tersebut akan berpindah ke dalam tubuh manusia. Indikasi dari rusaknya fauna telah terbukti denganmunculnya penyakit yang disebabkan oleh binatang piaraan. Penyakit seperti anthrax (sapi gila), flu burung, dan pes adalah bukti rusaknya fauna. Beberapa fauna juga tidak layak untuk dimakan misalnya kerang yang hidup di perairan yang tercemar.
4. Tragedi Lingkungan karena Kerusakan Hutan
Bencana alam yang terjadi akibat kerusakan flora dan fauna sangat sering terjadi. Banjir dan tanah longsor merupakan fenomena yang amat sering kita dengar serta saksikan jika musim hujan tiba. Ini tidak lepas dari akibat kerusakan hutan. Hutan yang telah rusak tidak mampu lagi menahan air hujan sehingga air menghanyutkan tanah. Terjadilah banjir dan tanah longsor. Inilah contoh tragedi lingkungan.
5. Hilangnya Kesuburan Tanah
Unsur utama kesuburan tanah adalah nitrogen (N). Unsur ini terkandung dalam DNA makhluk hidup. Sebagian besar nitrogen yang penting itu, dihasilkan oleh flora dan fauna. Flora seperti kacang polong, buncis, dan kedelai mendorong penguraian nitrogen di dalam tanah. Suatu zat kimia dalam akar tumbuhan tersebut telah memacu pembiakan bakteri rhizobium yang dapat memproduksi nitrogen. Bakteri ini akan membentuk bintil-bintil akar yang menyediakan nitrat bagi tanaman. Beberapa jenis flora lain juga dapat menghasilkan nitrat dengan cara berbeda. Jika flora mengalami kerusakan, pembentukan nitrat akan terganggu sehingga tanah kehilangan produktivitasnya.
6. Putusnya Daur Kehidupan
Inilah dampak yang mengerikan jika flora dan fauna mengalami kerusakan. Semua bentuk kehidupan di Bumi tersusun dari unsur karbon. Karbon ini terus bergerak pada berbagai bagian biosfer dalam bentuk senyawa kimia. Karbon ada dalam tubuh organisme, dalam air, udara, dan di dalam Bumi itu sendiri. Karbon yang ada di atmosfer jika bersenyawa dengan oksigen akan membentuk karbon dioksida (CO2). Senyawa ini diserap tumbuhan dalam proses fotosintesis. Dalam tumbuhan, karbon diubah menjadi karbohidrat. Senyawa ini dibutuhkan manusia dan hewan sebagai sumber energi. Dalam tubuh manusia dan hewan, karbon berbentuk senyawa kalsium karbonat yang terdapat dalam tulang.
Jika manusia dan hewan mati, jasadnya akan diuraikan oleh bakteri serta dilepaskan ke udara dalam bentuk CO2. Terulanglah daur karbon melalui tumbuhan. Jika flora dan fauna yang merupakan komponen dalam daur ini mengalami kerusakan, daur karbon akan terputus. Sudah pasti kehidupan akan terganggu.
LAMPIRAN MATERI
PENGERTIAN ANTROPOSFER DAN KUANTITAS PENDUDUK
DEFINISI ANTROPOSFER
Antroposfer merupakan ilmu yang mempelajari tentang kependudukan baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
KOMPOSISI PENDUDUK
- Menurut struktur :
- Struktur penduduk muda : susunan penduduk dimana sebagian besar penduduk berusia muda.
- Struktur penduduk dewasa : susunan penduduk dimana sebagian besar berusia dewasa.
- Struktur penduduk tua : susunan penduduk di mana sebagian besar penduduk berada pada usia tua
- Menurut jenis kelamin : pengelompokan menurut genderlaki-laki dan perempuan
- Melalui komposisi penduduk menurut jenis kelamin dapat diketahuirasio jenis kelamin (sex ratio)
- Menurut tingkat pendidikan :
- Tingkat kepandaian membaca dan menulis (literacy skill)
- Tingkat pendidikan yang ditamatkan
- Jenis pendidikan yang pernah ditempuh
- Menurut status perkawinan :
- Belum kawin
- Kawin
- Duda / janda
PIRAMIDA PENDUDUK
- Grafik susunan penduduk menurut umur dan jenis kelamin pada saat tertentu yang berbentuk piramida
- Piramida Penduduk Muda : piramida yang menunjukkan pertumbuhan kelompok umur muda. Ini menunjukkan tingkat kelahiran dan kematian tinggi. Cth : Indonesia
- Piramida penduduk Stasioner :pertumbuhan penduduk dalam keadaan tetap, ini menunjukkan bahwa jumlah kelahiran dan kematian seimbang. Cth : Swedia
- Piramida Penduduk Tua : sebagian besar penduduk suatu negara tersebut berada pada kelompok usia tua.Cth : USA
Mengukur pertumbuhan penduduk:
- Pertumbuhan Penduduk Alami (Natural Increase)
- Selisih jumlah kelahiran dengan jumlah kematian
- Pertumbuhan Penduduk Total
- Pertumbuhan penduduk total memperhitungkan migrasi (imigrasi dan emigrasi)
SENSUS PENDUDUK
Sensus penduduk adalah keseluruhan proses pengumpulan, pencatatan, pengolahan, dan publikasi data demografi untuk seluruh penduduk di suatu negara pada periode tertentu
Sensus penduduk adalah keseluruhan proses pengumpulan, pencatatan, pengolahan, dan publikasi data demografi untuk seluruh penduduk di suatu negara pada periode tertentu
SURVEI PENDUDUK
Survey penduduk yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah untuk melakukan penelitian dan menyediakan data statistik kependudukan pada waktu dan tempat tertentu. Survey yang dilakukan meliputi survey ekonomi nasional, survei angkatan kerja nasional dan survei penduduk antar sensus (SUPAS)
REGISTRASI PENDUDUK
Registrasi yaitu proses kegiatan pemerintah yang meliputi pencatatan kelahiran, kematian, perkawinan, perceraian, perubahan tempat tinggal dan perubahan pekerjaan secara rutin. Pencatatan ini terutama dilakukan di tingkat pemerintah terendah yaitu kelurahan
Cara menghitung jumlah penduduk:
- Survei : perhitungan penduduk dengan caramengambil contoh dari suatu daerah
- Registrasi : pencatatan mengenai kelahiran dan kematian, serta segala kejadian penting yang dialami penduduk, seperti perceraian, pernikahan, pengangkatan anak, juga perpindahan penduduk
Cara pelaksanaan Sensus Penduduk:
- Sensus de facto : perhitungan penduduk yang dikenakan pada orang yang ada di wilayah sensus pada saat pelaksanaan sensus
- Sensus de jure : perhitungan penduduk yang dikenakan pada orang yang benar-benar berdiam di wilayah sensus
Metode Sensus:
- Metode house holder : petugas sensus menyerahkan satu daftar untuk diisi oleh kepala rumah tangga.
- Cara ini hanya dilaksanakan untuk negara maju karena tingkat membaca masyarakatnya sudah maju
Metode cansaver : petugas sensus mendatangi responden, mengajukan pertanyaan dan mengisi daftar pencacahan sesuai jawaban yang diberikan oleh responden (penduduk)
LAMPIRAN MATERI
MENGANALISIS ASPEK KEPENDUDUKAN
1. Permasalahan kependudukan
} Pertumbuhan penduduk yang sangat cepat
Solusi:program KB
} Mobilisasi (urbanisasi) yang tinggi
Solusi:program urbanisasi
} Tingginya angka pengangguran
Solusi:membuka lapangan pekerjaan
} Kualitas penduduk rendah
Solusi:program WAJAR 12 tahun
} Persebaran penduduk tidak merata
Solusi:program transmigrasi
2. Faktor pronatalitas, anti nataliatas, promortalitas, dan antimortalitas dan faktor migrasi
a) NATALITAS
Natalitas atau sering disebut angka kelahiran faktor-faktor pendukungnya (pronatalitas) seperti :
- Anggapan banyak anak banyak rezeki
2. Kawin usia muda
3. Rendahnya tingkat kesehatan.
4. Anak adalah harapan orang tua
5. Anak menjadi kebanggaan orang tua
6. Anak laki-laki dianggap penerus keturunan
· Faktor faktor penghambat kelahiran (anti natalitas) seperti :
- Keinginan punya anak dalam jumlah kecil
- Penundaan usia kawin
- Waktu retaknya hubungan suami isteri
- Perasaan wanita yang terbatas ruang geraknya jika mempunyai jumlah anak banyak
- Tingkat keberhasilan KB
· Faktor faktor penunjang tingginya natalitas:
- Kepercayaan dan agama
- Tingkat pendidikan
- Kondisi perekonomian
- Kebijakan pemerintah
- Adat istiadat di masyarakat
- Kematian dan kesehatan
- Struktur penduduk
b) MORTALITAS
Mortalitas atau sering disebut angka kematian, faktor yang mendukung kematian (anti mortalitas) adalah:
- Rendahnya kesadaran masyarakat akan kesehatan.
- Sarana kesehatan yang kurang memadai,
- Adanya tindakan bunuh diri dan pembunuhan
- Terjadi berbagai bencana alam
- Terjadi peperangan
- Terjadi kecelakaan lalu lintas dan industri
- Tindak kejahatan.
· Faktor yang menghambat kematian (anti mortalitas) adalah:
- Lingkungan hidup sehat
- Fasilitas kesehatan tersedia dengan lengkap
- Ajaran agama melarang bunuh diri dan membunuh orang lain
- Tingkat kesehatan masyarakat tinggi
- Semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk
c) MIGRASI
Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari tempat yang satu ke tempat yang lain.
Jenis-jenis migrasi:
· Migrasi masuk
· Migrasi keluar
· Migrasi neto
· Migrasi bruto
· Migrasi total
· Migrasi semasa hidup
· Migrasi parsial
Faktor Pendorong Migrasi
· Semakin berkurangnya SDA
· Menyempitnya lapangan pekerjaan
· Bencana alam
· Adanya tekanan-tekanan dari daerah asal
· Tidak cocok dengan adat/budaya setempat
Faktor penarik migrasi
• Terbukanya lapangan pekerjaan baru
• Kesempatan mendapatkan pendapatan yang lebih baik
• Fasilitas pendidikan lebih baik
• Banyak pusat hiburan dan pusat kebudayaan
• Keadaan lingkungan dan keadaan hidup mewah yang nampak menjanjikan
LAMPIRAN MATERI
MENGANALISIS ASPEK KEPENDUDUKAN
· Menghitung angka kelahiran:
1. CBR (Crude Birth Rate) atau tingkat kelahiran kasar
CBR = L ´ 1000
P
L : jumlah kelahiran pada tahun tertentu
P : jumlah penduduk pada pertengahan tahun
K : konstanta (umumnya 1000)
2. GFR (General Fertility Rate) atau tingkat kelahiran umum
GFR = B ´ k
Fm (15-49)
B : jumlah kelahiran hidup
Fm(15-49) : jumlah wanita usia subur (15-49) tahun
k : konstanta (umumnya 1000)
3. A S F R (Age Specific Fertility Rate) atau tingkat kelahiran umur spesifik
Yaitu banyaknya kelahiran tiap 1000 wanita pada kelompok umur tertentu. Angka ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
ASFR = Lx ´ K
Px
Keterangan:
Lx : jumlah kelahiran dalam kelompok umur x
Px : banyaknya wanita dalam kelompok umur x
K : konstanta (umumnya 1000)
4. T F R (Total Fertility Rate) atau tingkat kelahiran total
Yaitu jumlah bayi yang akan dilahirkan oleh 1000 wanita selama masa suburnya. Angka ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
TFR = 5 x ∑ ASFR
· Menghitung angka kematian:
1. CDR (Crude Death Rate) Tingkat Kematian Kasar
CDR = M ´ K
P
Keterangan :
M : Jumlah kematian
P : Jumlah penduduk pada pertengahan tahun
K : Konstanta (1000)
Penggolongan angka kematian kasar :
– kurang dari 10, angka kematian rendah
– antara 10 – 20, angka kematian sedang
– lebih dari 20, angka kematian tinggi
2. ASDR (Age Specific Death Rate) atau tingkat kematian umur spesifik)
ASDR = Mx ´ k
Dx
Keterangan
Mx : jumlah kematian pada kelompok umur x
Px : jumlah penduduk pada kelompok umur tertentu
k : konstanta (1000)
Penggolongan kematian adalah sebagai berikut :
– kurang dari 10 perseribu, tingkat kematian rendah
– antara 10 – 20 perseribu, tingkat kematian sedang
– lebih dari 20 perseribu, tingkat kematian tinggi
3. IMR (Infant Mortality Rate/Tingkat Kematian Bayi)
Yaitu perbandingan antara jumlah kematian bayi yang usianya kurang dari satu tahun dan jumlah kelahiran hidup selama tahun x.
IMR dihitung dengan rumus :
IMR = Mo ´ k
Ln
Keterangan :
Mo : kematian bayi di bawah umur satu tahun
Ln : kelahiran hidup
K : konstanta (1000)
Penggolongan angka kematian bayi :
– kurang dari 35, tingkat kematian rendah
– antara 35 – 75, tingkat kematian sedang
– antara 75 – 125, tingkat kematian tinggi
– lebih dari 125, tingkat kematian sangat tinggi
LAMPIRAN MATERI
MENGANALISIS ASPEK KEPENDUDUKAN
1. Tingkat Migrasi
a. MIGRASI MASUK
Mi=mi x k
Pm
Mi=migrasi masuk
Pm=jumlah penduduk pertengahan tahun
K=konstanta (1000)
b. MIGRASI KELUAR
Mo=mo x k
Pm
Mo=migrasi keluar
Pm=jumlah penduduk pertengahan tahun
K=konstanta (1000)
c. MIGRASI NETO
Mn=mi-mo x k
pm
Mn=angka migrasi neto
Mi=migrasi masuk
Mo=migrasi keluar
Pm=jumlah penduduk
K=konstanta (1000)
d. MIGRASI BRUTO
Mb=mi+mo x k
P1+P2
Mb=angka migrasi bruto
Mi=migrasi masuk
Mo=migrasi keluar
P1=jumlah penduduk di tempat tujuan
P2=jumlah penduduk di tempat asal
K=konstanta
2. Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan Penduduk adalah bertambah dan berkurangnya jumlah penduduk akibat faktor kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk.
a. Pertumbuhan penduduk Alami
Adalah pertumbuhan penduduk yang didasari oleh selisih angka kelahiran dan kematian
Rumus: Pt = Po+(L-M)
Pt = jumlah penduduk pada tahun tertentu
Po = jumlah penduduk awal
L = jumlah kelahiran
M = jumlah kematian
b. Pertumbuhan penduduk Total
Adalah pertumbuhan penduduk yang didasari dari hasil selisih angka antara selisih angka kelahiran dan kematian dan ditambah selisih antara penduduk masuk dan keluar
Rumus: Pt = Po+(L-M)+(I-E)
Pt = jumlah penduduk pada tahun tertentu
Po = jumlah penduduk awal
L = jumlah kelahiran
M = jumlah kematian
I = jumlah penduduk masuk
E = jumlah penduduk keluar
c. Pertumbuhan penduduk Geometris
Laju pertumbuhan geometris dihitung secara bertahap dengan memperhatikan pertumbuhan penduduk hanya pada akhir tahun dari periode tertentu .
Rumus:
Pt = Po+(1+r)t
Pt = jumlah penduduk pada tahun akhir
Po = jumlah penduduk Awal tahun
r = angka pertumbuhan penduduk
t = lamanya waktu antara Po dan Pt
1 = bilangan konstanta
LAMPIRAN MATERI
MENGANALISIS ASPEK KEPENDUDUKAN
3. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk merupakan angka yang menunjukkan jumlah rata-rata penduduk setiap km2 pada suatu wilayah. Faktor – faktor yang mempengaruhi persebaran penduduk suatu wilayah adalah :
1. Faktor fisiografis
Penduduk selalu memilih tempat tinggal yang baik, strategis, subur, relief yang baik cukup air dan daerahnya aman
4. Faktor biologis
Tingkat pertumbuhan penduduk di setiap daerah berbeda. Hal ini disebabkan oleh tingkat kelahiran, kematian dan angka perkawinan
5. Faktor kebudayaan dan teknologi
Daerah yang masyarakatnya maju, pola berfikirnya bagus, dan keadaan pembangunan fisiknya maju akan tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan daerah terbelakang.
· Menghitung kepadatan penduduk:
- Kepadatan penduduk Aritmetika, yaitu jumlah rata-rata penduduk setiap km2. Kepadatan penduduk Arimetika dapat dihitung dengan rumus :
Kepadatan penduduk Aritmetik = Jumlah penduduk (jiwa)
Luas wilayah (km2)
- Kepadatan penduduk Agraris yaitu jumlah rata-rata penduduk petani setiap satuan luas lahan pertanian. Kepadatan penduduk agraris dapat dihitung dengan rumus :
Kepadatan penduduk agraris = Jumlah penduduk (jiwa)
Luas lahan pertanian (Ha)
6. Proyeksi Penduduk
Proyeksi penduduk merupakan perkiraan atau peramalan jumlah penduduk, contoh untuk menghitung jumlah penduduk pada tahun tertentu, bisa juga untuk memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk menjadikan jumlah penduduk menjadi dua kali lipat.
Rumus untuk memperkirakan jumlah penduduk pada tahun tertentu
Aritmetik : Pn = Po (1 + rn)
Geometrik : Pn = Po (1 + r)n
Eksponensial : Pn = Po e r n
Keterangan rumus :
Pn = jumlah penduduk pada tahun n
Po = jumlah penduduk tahun awal (dasar)
r = angka pertumbuhan penduduk
n = jangka waktu antara Pn dengan Po
e = bilangan pokok dari sistem logaritma natural yang besarnya 2,782
Komentar
Posting Komentar