GEOMORFOLOGI INDONESIA
Potensi
terbentuknya struktur geologi baru di Indonesia sangat besar. Hal ini
disebabkan pergerakan lempeng, artinya akan menyebabkan dinamika litosfer yang
mengakibakan kekar (joint), sesar (fault), lipatan (fold), maupun ketidakteraturan (unconformity).
Sesar di Indonesia adalah sesar lama yang terbentuk sejak sebelum jaman
tersier.
1. Sesar semangko
Disebut demikian karena melewati
teluk Semangko. Merupakan sesar geser ke kiri. Patahan ini merupakan rangkaian
sesar yang bergerak aktif. Merupakan sesar pra-tersier yang masih sering
terbangkitkan bila terjadi gerakan lempeng, yaitu menunjamnya lempeng samudera
Hindia kea rah kempeng Eurasia. Sesar ini memotong pegunungan besar bukit
Barisan yang melintasi pulau Sumatera.
Dampak adanya sesar Semangko:
a.
Sebagai
perusak bagi magma untuk naik, sehingga di atas Bukit Barisan banyak terdapat
gunungapi dan danau vulkatektonik
b.
Rawan
bencana, menjadi sumber gempa daratan dan bawah laut.
2. Sesar Sorong
Merupakan sesar aktif yang
terletak di bagian utara Irian. Dinamai Sesar Sorong karena letaknya dekat
dengan Kota Sorong, tepatnya pada bagian kepala burung. Sesar ini merupakan
jenis sesar geser. Sesar ini terbentuk akibat tergencetnya Lempeng Samudera
Pasifik dengan Lempeng Australia. Sesar ini mempunyai kekuatan yang mampu
menimbulkan gempa yang cukup besar. Selain menimbulkan bahaya, sesar ini
mempunyai dampak positif, yaitu:
a.
Merupakan
jalan keluarnya gas-gas hidrotermal di kawasan kepala burung
b.
Lewat
sesar tersebut membuka suatu jebakan sehingga beberapa benda-benda ekonomis
seperti kurat-kurat emas, tembaga, dan timah yang dulunya tidak Nampak menjadi
tersingkap.
3. Sesar Palu Koro
Sesar ini merupakan suatu sesar
geser yang terbentuk pada zaman miosin awal. Sesar ini mengindikasikan bahwa
proses pergeseran dari proses yang belum selesai dari Pulau Sulawesi. Sama
seperti sesar Sorong, keberadaan sesar Palu- Koro sarat dengan aspek positif
dan negatif. Meskipun banyak mengandung nikel dan sedikit emas, sesar ini dapat
menyebabkan amblesan tanah, gempa, dan tanah longsor. Yang menjadi masalah
adalah Lempeng Sulawesi adalah lempeng kecil yang tidak seperti Irian. Keraknya
pun tipis sehingga apabila terjadi gerakan yang kecil saja tingkat kepatahnnya
cukup besar. Ini yang menyebabkan korban gempa rata-rata cukup besar.
4. Sesar Opak- Lasem
Pulau Jawa pada dasarnya adalah
ge-antiklin Jawa pada jaman dahulu. Kemudian patah di bagian utara pada saat
memasuki jaman tersier. Terjadilah komposisi graben dan horst. Fase pencairan
dan pendinginan pada jaman es memiliki suhu sangat ekstrim, kadang gelap, dan
kadang panas. Akibatnya es mencair, lalu air laut naik. Saat inilah formasi
batu gamping terbentuk di pegunungan selatan. Terbentulah vulkan baru. Barrier reef adalah bukit karang yang
terbentuk di sekitar vulkan-vulkan island yang baru terbentuk. Muali
mengeringnya laut di sebelah utara Pulau Jawa akibat sedimentasi mengakibatkan
daerah tersebut menjadi dangkal sehingga menjadi daratan. Namun di beberapa
tempat masih terdapat jebakan-jebakan air yang kemudian akan menjadi danau
seperti Rawa Pening dan Danau Sangiran.
Sesar Opak merupakan sesar-sesar
yang tidak menerus sepanjang Pulau Jawa bagian utara dan selatan. Patahan ini
patah-patah tertutup endapan baru sejak jaman Pleistosin hingga kini. Endapan
tersebut berupa material vulkanik, material hasil endapan banjir, endapan
aluvial, dan endapan-endapan hasil pelapukan dan longsoran, sehingga susah
sekali Sesar Opak- Lasem direkonstruksi karena semuanya terkubur
endapan-endapan hanya beberapa kelurusan-kelurusan (lineament) dapat diamati lewat foto udara yang ditunjukkan oleh
adanya igir, sungai, penjajaran tumbuhan dan mata air. Sehingga posisi Sesar
Opak-Lasem tidak bisa diprediksi tingkat kerawanan baik penyebaran maupun
intensitasnya. Pada gempa Jogja 2006, para ahli merekonstruksi kembali
daerah-daerah mana yang mengalami kerusakan parah daerah yang mengalami
kerusakan parah merupakan jalur sesar.
Komentar
Posting Komentar