PARANGTRITIS
Parangtritis merupakan
kawasan yang terletak di sekitar 20 km di selatan Jogja merupakan kawasan yang
strategis dari segi penelitian Geologi maupun Geografi. Hal ini dapat dilihat
dari segi Petrologi, Geomorfologi, struktur, stratigrafi, sumberdaya alam,
maupun physiography. Dari physiography misalnya, Parangtritis yang
terletak di zona selatan Jawa menjadi kajian yang menarik karena ilmuwan
berpendapat bahwa zona tersebut dipercaya sebagai Pulau Jawa purba (asli)
sebelum akhirnya mengalami patahan, dan zona utara tenggelam. Secara
Geomorfologis Parangtritis merupakan kawasan pertemuan dari beberapa
bentuklahan/ bentang alam, antara lain Marine (pantai), karst, struktural,
vulkanik, fluvial dan aeolian
Formasi batuan yang
tersingkap di Parangtritis:
1.
Wonosari
Memiliki
ketebalan 100-200 m. merupakan formasi batu gamping yang berada di permukaan/
atas tebing. Sebenarnya merupakan batu gaping yang sangat keras. Dulunya
merupakan batu gamping terumbu yang kemudian mengalami metamorfosisme tidak sempurna
(batuan metasedimen). Disini berkembang bentang alam karst (terdapat sungai
bawah tanah, gua Langse, stalaktit, stalaknit, dan lapies).
Mempunyai
Semilir dan Sambipitu, yang formasinya terdiri dari perulangan batu pasir
berselang-seling batuan tuff (abu vulkanik yang dilemparkan saat erupsi
meledak-ledak). Tebalnya 100-200 m. Terdapat endapan aluvial karena pelongsoran
tebing dan fluvial yang dimuntahkan dari sungai. Keduanya sangat luas karena
terbawa oleh Kali Opak, sehingga letaknya persis berada di sekitar Kali Opak
(pada dataran banjir dan gosong-gosong sungai). Keduanya juga sangat potensial
karena subur dan membawa bahan galian C.
2.
Perbukitan Plopoh
Masih
bagian dari lereng Lawu bagian barat. Bagian utara berbatasan dengan Kota
Wonogiri, dan bagian timur berbatasan dengan bendungan Wonogiri serta
perbukitan Kambengan-Kukusan.
3.
Dolin, fonikel hill di Semanu
Merupakan
basin Wonosari, merupakan wilayah patahan (lereng Baturagung). Memiliki sesar
berjenjang sekaligus merupakan hasil endapan Merapi dan sungai. Sesar tidak
aktif dan hanya dapat aktif jika terjadi goncangan besar. Terdiri dari batu
pasir berselang tuff dan termasuk dalam formas sambipitu. Potensi daerah ini
adalah ketinggiannya yang bagus untuk didirikan menara. Kemungkinan longsor kecil
karena sesarnya pasif dan batuan yang kompak.
Fenomena yang menarik
di Parangtritis adalah adanya gurun pasir. Mengapa terdapat gurun pasir di
Parangtritis, sedangkan pantai lain tidak? Berikut ini adalah faktor-faktor
penyebabnya:
1.
Sumber: material Gunung Merapi
2.
Proses: erosi dan transportasi
3.
Media penghantar: air dan angin pasat
tenggara
4.
Topografi yang khas (Tanjung Parang
Endog dan Batur Agung Range)
Berikut ini adalah
proses terbentuknya gurun (sand dune)
di Parangtritis:
1.
Pada bulan Oktober- April terjadi erosi
dan transportasi pada kubah-kubah baru maupun lereng Gunung Merapi.
Partikel-partikel tersebut masung ke Sungai Boyong, Opak, dan Oyo yang pada
akhirnya seluruhnya mengumpul masuk ke Sungai Opak. Material tersebut
diendapkan di dasar samudera di kipas aluvial (mulut muara sungai Opak).
Pasir-pasir halus tersebut terbawa ke timur dan sebagian tertahan di Tanjung
Parang Endog, sebagian lagi terus ke timur.
2.
Pada bulan April-Oktober terjadi angin
pasat tenggara yang pecah ke Pacitan dan ke utara. Angin yang bergerak ke utara
memuntahkan pasir-pasir tersebut selaras dengan igirnya (Batur Agung Range) ke
barat. Pada saat inilah terbentuk dune.
Komentar
Posting Komentar