MATA KULIAH METEOROLOGI DAN KLIMATOLOGI : PRESIPITASI


Presipitasi adalah nama umum dari uap airyang mengkondensasi dan jatuh ke permukaan tanah dalam rangkaian siklus hidrologi.

Bagaimanapun terjadinya biasanya dinyatakan sebagai kedalaman (jeluk) cairan yang terakumulasi bila seandainya tidak terdapat kehilangan. Jumlah presipitasi dinyatakan dengan dalamnya/tebalnya (mm, cm, inch, dll).

Faktor-faktor yang mempengaruhi keragaman presipitasi

1.      Sirkulasi uap air

2.      Ketinggian tempat

3.      Jarak dari sumber air

4.      Posisi di dalam dan ukuran massa tanah/daratan

5.      Arah angin

6.      Hubungan dengan deretan pegunungan

unsur untuk mencirikan presipitasi yang jatuh pada suatu titik:

1.      Intensitas (jumlah presipitasi yang jatuh)

2.      Lama hujan

3.      Frekuensi

4.      Luas areal

Berbagai disiplin ilmu memerlukan pengukuran presipitasi untuk bermacam-macam kebutuhan. Pada dasarnya, pengukuran presipitasi bertujuan mendapat sampel data yang representatif. Untuk itu, diperlukan berbagai alat pengukuran. Pemasangan alat tersebut dilakukan dengan pertimbangan sebagai berikut:

1.      Percikan tetesan hujan

2.      Kehilangan air dari reservoir oleh penguapan seminimal mungkin

3.      Salju mencair

4.      Tinggi penakar

5.      Mulut penakar hujan paralel dengan permukaan tanah

6.      Terhindar dari kekuatan penuh angin

Faktor yang mempengaruhi pemilihan tipe penakar hujan:

1.      Teliti (dapat dipercaya)

2.      Tipe data yang diperlukan

3.      Tipe presipitasi yang akan diukur

4.      Dapat dibandingkan dengan penakar lain

5.      Biaya instalasi dan perawatan

6.      Mudah perawatan dan pengamatan

7.      Gangguan hewan dan manusia

Cara perhitungan curah hujan wilayah

1.      Metode aljabar/ aritmatika

Cocok untuk daerah yang rata dan jumlah penakar hujan yang besar.

2.      Metode Poligon Tiessen

Cocok untuk daerah yang stasiun penakarnya tidak rapat, tidak memperhitungkan topografi. Metode ini memerlukan stasiun hujan yang ada di dalam DAS maupun di luar DAS terdekat. Kekurangan metode ini adalah ketelitiannya tergantung pada pengamatan dan pemilihan stasiun, serta bila terjadi perubahan satu stasiun saja, maka poligonnya akan berubah.

Cara membuat polygon Thiessen adalah:

a.       Masing-masing sisi dibagi dua sama panjang

b.      Hubungkan masing-masing titik tengah ke sudut di seberangnya

c.       Titik X merupakan titik beratnya

d.      Tarik sebuah garis dari titik X ke masing-masing sisi segitiga sehingga saling tegak lurus

e.       Untuk mencari curah hujan rata-rata, cari terlebih dahulu luas masing-masing bidang lalu masukkan ke rumus

3.      Isohyetal Method

Merupakan metode yang teliti karena mempertimbangkan relief, penyebaran hujan, dan sebagainya. Metode ini membutuhkan stasiun baik di dalam maupun luar kawasan.

Cara perhitungannya adalah:

a.       Interpelasi

b.      Hubungkan garis kontur sehingga membentuk bidang

c.       Masukkan rumus

Komentar

Postingan Populer