MATERI KULIAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


Pendidikan Agama Islam dalam pembelajarannya menyangkut 3 aspek, yaitu:

1.      Aspek kognitif (pengetahuan, pemahaman, menitikberatkan hal-hal yang bersifat teoritis)

2.      Aspek afektif (sikap: kecenderungan seseorang untuk bertindak). Dalam sikap terjadi proses pembatinan (internalisasi nilai), dalam sikap terjadi proses otomatisasi dimana kalau mendapat rangsangan/ stimulus pasti member respon.

3.      Psychomotor (tingkah laku): pengamalan dalam praktek kehidupan sehari-hari (eksternisasi nilai).

Ketiga aspek tersebut merupakan kaffah (kesatuan) totalitas dalam arti tidak dapat dipisahkan. Dalam ajaran Islam, hubungan antara iman dan amal shaleh merupakan kesatuan. Maksudnya iman tanpa amal shaleh belum cukup. Sebaliknya, suatu amal baik tanpa dilandasi iman di sisi Allah bukan merupakan amal shaleh. Karena bergantung pada niat/ motivasinya (kecenderungan seseorang untuk bertindak). Dalam hal ini motivasinya adalah semata-mata untuk beribadah kepada Allah. Seperti yang ditegaskan dalam surat Ad-dzariyat: 56 yang artinya “dan tidak Kuciptakan jin dan manusia kecuali semata-mata hanya beribadah kepada-Ku”. Jadi fungsi manusia di dunia adalah ibadah, baik yang berdimensi hablumminallah maupun yang hablumminannaas.

Visi pendidikan Agama Islam adalah menjadikan Agama Islam sebagai sumber nilai dan pedoman yang mengantarkan mahasiswa dalam mengembangkan profesi dan kepribadian Islami.

Misi pendidikan Agama Islam adalah terbinanya mahasiswa yang beriman dan bertaqwa, berilmu dan berakhlak mulia serta menjadikan ajaran Islam sebagai landasan berpikir dan berperilaku dalam pengembangan profesi.

Kesadaran beragama Islam

Sadar adalah segala sikap dan perbuatan yang disertai rasa tanggung jawab, baik tanggung jawab pada diri sendiri, sesama, dan Allah. Yang dimaksud dengan tanggung jawab adalah mengerti apa yang diiperbuat dan akibat yang ditimbulkanny, baik akibat yang positif maupun yang negatif. Tanggung jawab pada diri sendiri berhubungan dengan hati nurani dan bersifat fitrah. Kalau melanggar, urung berbuat maksiat, maka terjadi konflik batin. Tanggung jawab terhadap sesama maksudnya di dalam interaksi sosial, antara lain: kalau berjanji harus ditepati, kalau diberi amanah harus disampaikan, kalau berhutang harus segera dibayar. Tanggung jawab kepada Allah yang bersifat mutlak. Karena Allah adalah zat yang mutlak. Dalam arti, segala perbuatan manusia baik sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan akan diminta tanggung jawabnya oleh Alla. Selanjutnya, segala sikap dan perbuatan kita semata-mata hanya mencari ridho Allah.

Beragama Islam secara sadar, artinya di dalam kita memeluk agama Islam bukan karena ikut-ikutan maupun faktor lingkungan, tetapi dilandasi tanggung jawab terhadap Allah SWT, diri sendiri, dan sesama. Ditegaskan oleh Allah dalam surat Al-Isra’ : 36 “janganlah berpegang teguh pada pendirian tanpa ilmunya (kesadaran). Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, hati, akan diminta pertanggungjawaban”. Berdasarkan ayat tersebut, maka sebelum kita bersikap dan bertindak, harus diperhitungkan matang-matang baik buruknya, benar salahnya, untung ruginya.

Kebenaran agama

Agama yang benar adalah yang datangnya dari Allah, bukan buatan manusia. Selanjutnya agama mana yang benar menurut ketentuan Allah? Yaitu yang ditegaskan dalam surat Al Imran :19 bahwa agama yang benar di sisi Allah adalah agama islam. Berdasarkan ayat tersebut, maka agama yang benar dan diterima di sisi Allah adalah agama islam. Hal ini merupakan pendekatan secara intern. Untuk lebih meyakini diri kita masing-masing dengan penuh kesadaran bahwa agama yang benar dan diterima di sisi Allah adalah islam. Yang dimaksud dengan ekstern dalam hal ini adalah kehidupan di masyarakat. Kenyataannya tidak semuanya beragama islam.

Timbul pertanyaan, bagaimana kita bersikap terhadap orang-orang yang memeluk agama selain islam? Ditegaskan dalam surat Al Mumtahannah :8-9 bahwa terhadap orang-orang yang emeluk selain agama Islam kita harus hidup secara damai dan berbat kebajikan. Selagi mereka tidak memusuhi dan mengusir dari kampung halaman kita.

Toleransi

Di dalam kehidupan bermasyarakat sering muncul ungkapan bahwa semua agama adalah sama dengan dasar argumentasi bahwa islam mengajarkan kebaikan tentang islam dan amal shaleh. Ungkapan ini adalah salah menurut pandangan Islam. Karena menurut Al-Quran surat Al Imron :85&19 hanya Islam yang diterima Allah. Toleransi hanya dalam batas habluminannas, sedangkan kalau sudah menyangkut hablumminallah kita harus tegas seperti yang terdapat di Al Quran.

Pemahaman aqidah

Aqidah berasal dari kata aqid yang berarti ketauhidan. Hal ini berhubungan langsung dengan keimanan. Pengertian iman secara luas adalah diyakini dalam hati, diucapkan secara lisan, dan diwujudkan dalam perbuatan, sedangkan secara khusus, iman diwujudkan berupa amal. Kompetensi iman:

1.      Merasa dirinya disaksikan oleh Allah

2.      Merasa bahwa segala perbuatan kita di dunia baik sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan akan dimintai pertanggungjawaban

3.      Mempunyai dorongan arena segala sikap dan perbuatan manusia semata-mata hanya untuk beribadah kepada Allah

4.      Menegakkan shalat (istiqamah). Shalat bukan hanya kewajiaban tapi juga merupakan suatu kebutuhan dan sekaligus yang ditanyakan oleh Allah pertama kali. Kalau shalatnya baik, amalan yang baik menyertainya, dan sebaliknya.

5.      Kalau berjanji ditepati, amanat disampaikan, hutang dilunasi

6.      Berusaha menghindari perbuatan maksiat

7.      Iman harus diwujudkan dalam taqwa melalui proses amal shalih

Istilah akhlaq dalam hal ini ikhsan adalah berinfaq, mampu menahan marah dan mudah memaafkan orang lain. Ikhsan diwujudkan dalam bentuk berkata secara santun (dalam arti kalau tidak bisa bicara santun lebih baik diam). Kata ikhsan diwujudkan dalam taqwa yang merupakan tingkat kemulyaan seseorang di sisi Allah. Macam-macam akhlaq:

1.      Akhlaq terhadap Allah

a.       Mentauhidkan Allah (Q.S Al Iklas) maksudnya tidak mentuhankan selain Allah. Berpegang teguh pada pedoman/ ajaran Allah

b.      Doa; merupakan hubungan langsung kepada Allah. Doa merupakan pengakuan hamba terhadap kebesaran Allah dan mengakui keterbatasan diri. Orang yang tidak mau berdoa dianggap sombong oleh Allah

c.       Syukur; mensyukuri segala kenikmatan, lebih-lebih kenikmatan sehat dan iman. Barang siapa yang mensyukuri nikmat Allah, akan ditambahi nikmat oleh Allah

d.      Tawakal; berserah diri kepada Allah

2.      Akhlaq terhadap diri sendiri

a.       Mensyukuri

b.      Sabar

c.       Tawadhu

3.      Akhlaq di dalam keluarga; Birul walidain: mendoakan, berbakti, berkata dengan santun,

4.      Akhlaq kepada alam: pelestarian alam demi kepentingan sesama, memanfaatkan alam semesta untuk kepentingan semesta. Artinya, kita manfaatkan hingga mendapat bersama manfaatnya karena tangan manusia

Kesalehan sosial

1.      Ukhuwwah : persaudaraan, kebersamaan, lebih khusus, sesama muslim adalah saudara. Al Hujurah: 10 “ damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.

2.      Ta’awun : betolong-tolongan dalam kebaikan, bukan dalam kemaksiatan.

3.      Adil : memberikan kepada orang lain apa yang menjadi haknya keadilan menyangkut masalah hak dan kewajiban. Oleh karena itu, jika kita memenuhi kewajiban, kita telah berbuat adil.

4.      Pemurah: senang menginfakkan hartanya di jalan Allah. Orang yang senang sodaqoh dekat dengan sesama manusia dan Allah

5.      Musyawarah : jika ada permasalahan, dibicarakan bersama-sama dengan itikad baik untuk mencapai kata sepakat/ mufakat dalam kebaikan.

6.      Pemaaf : mudah memaafkan kesalahan orang lain, menyadari bahwa anusia mempunyai keterbatasan yang berakibat pada kesalahan. Orang yang mudah memaafkan kesalahan orang lain mendapat pahala dari Allah dan secara psikologis mempunyai sifat lapang dada

7.      Menepati janji; dalam hidup bermasyarakat (interaksi sosial), sering orang mudah berjanji. Di dalam hukum perdata ada istilah pacta sun servanda (janjia adalah hutang). Di sisi Allah, janji akan dimintai pertanggungjawaban. Oleh karena itu, sekiranya sulit untuk memenuhi, jangan mudah berjanji.

8.      Saling member wasiat dalam kebaikan

Manusia dan ibadah

Yang diwajibkan beribadah adalah hanya manusia. Ibadah bisa dibedakan menjadi 2, yaitu:

1.      Ibadah khusus

Ibadah tertentu, artinya sudah ditentukan oleh Allah dalam rangka hubungan hamba dengan khaliqnya.

2.      Ibadah umum

Sikap dan perbuatan manusia dalam segala aspek kehidupan dalam rangka mendekatkan diri mengharap ridho Allah. Oleh karena itu, apapun yang kita perbuat harus dengan niat atau motivasi semata-mata hanya untuk beribadah kepada Allah karena fungsi manusia hidup di dunia hanya untuk beribadah kepada Allah

Membahas tentang manusia cukup menarik karena kita sebagai subyek sekaligus obyek. Dan faktor-faktornya sangat kompleks dan saling berhubungan. Atas dasar itu, maka para ahli dalam member definisi tentang manusia hanya meninjau salah satu aspeknya. Antara lain yang menitikberatkan pada aspek akal/ rasio memberikan definisi animal rational/ homorational (makhluk yang dikaruniai akal). Yang menitikberatkan pada aspek sosial/ hidup bermasyarakat: homo sosiocus, yang menitikberatkan pada usaha untuk memenuhi kebutuhan: homo economicus.

Islam memandang manusia dari bebagai aspek, yaitu mehkluk yang fungsional sekaligus brtanggung jawab. Dalam arti apapun status manusia pasti mempunyai fungsi dan sebagai konsekuensi dari fungsi tersebut, manusia dimintai pertanggungjwaban baik secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan. Dalam hal ini kita diigatkan oleh Allah dalam surat Al Mu’minun (115) yang intinya kita diingatkan oleh Allah supaya mau dan mampu muhasabah (mawas diri) dan mengenali diri sendiri. Yang artinya “apakah kamu mengira Kami menciptakan kamu sia-sia? Dan akhirnya kamu dikembalikan kepada Kami?” dari ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa:

1.      Manusia adalah makhluk ciptaan Allah

2.      Manusia diciptakan tidak sia-sia tetapi berfungsi

3.      Sebagai konsekuensi dari fungsi tersebut, maka segala sikap dan perbuatan manusia pada waktu masih di dunia akan diminta pertanggung jawabannya secar amutlak oleh Allah SWT

Oleh karena itu, kita sebagai makhluk ciptaan Allah harus bersikap dan berbuat amal shaleh dalam kehidupan sehari-hari sbagai bekal kelak kalau menghadap Allah dengan predikat khusnul khotimah.

Beberapa indikator yang mempunyai derajat iman tinggi:

1.      Istiqomah: runtut, ajeg, dalam arti konsekuen dalam pendirian

2.      Senang berbuat baik. Secara psikologis mempunyai kebutuhan untuk berbuat baik seperti yang ditegaskan dalam Al Quran Surat Al Baqarah :195 (… dan berbuat baiklah karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik)

3.      Memenuhi amanah dan adil. Orang yang memenuhi amanah, adil, dan jujur akan menuai kebaikan. Adil adalah memberikan kepada orang lain apa yang menjadi haknya (Q.S An Nisa :195 “sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya dan apabila menetapkan hukum diantara  manusia supaya kamu menetapkan dengan adil

4.      Berat hati bila orang menderita kesusahan dan kasih sayang terhadap orang mukmin. Oleh karena itu orang bersifat pemurah, pemaaf, dan lapang dada

5.      Mempunyai sikap dinamis dan kreatif.

Usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan akhlak:

1.      Dzikir, yaitu selalu mengingat Allah baik secara di dalam hati masing-masing maupun secara lisan. Berusaha sebanyak-banyaknya membaca tahlil, takbir, tahmid, hamdalah, dan istighfar

2.      Menghayati sifat-sifat Allah dan asmaul husna. Antara lain kalau Allah itu mempunyai sifat arrahman dan arrahim, maka kita harus mempunyai sifat pemurah dan pengasih, sennag membantu kesulitan orang lain, senang menginfakkan hartanya, tenaganya, dan pikirannya di jalan Allah

3.      Senang berbuat kebajikan, secara psikologis berbuat kebajikan merupakan suatu kebutuhan dalam rangka mendekatkan diri dan mencari ridho Allah

4.      Tawakal

Ciri-ciri khusus agama Islam

Al Quran merupakan pedoman yang di dalamnya member petunjuk secara universal, umum, bahwa semua manusia kembali pada Allah, tetapi juga bersifat khusus. Diantaranya adalah ciri-ciri khusus agama Islam:

1.      Islam adalah agama yang fitrah: agama yang sesuai dengan pembawaan watak manusia yang pada dasarnya dilahirkan dalam keadaan fitrah. Oleh karena itu, maka di dalam batin manusia ada perasaan harap, tenang, tenteram, dan cemas, konflik batin yang silih berganti. Perasaan tenang dan harap muncul di dalam hati kita kalau kita berbuat kebaikan/ beramal shaleh. Sebaliknya, rasa cemas muncul kalau kita berbuat maksiat/ berbuat yang merugikan orang lain yang pada akhirnya merugikan diri sendiri. Oelh karena itu, supaya hidup kita tenteram kita harus menghindari perbuatan dosa/ maksiat. Islam adalah agama yang fitrah, yaitu agama yang sesuai dengan pembawaan watak manusia.

2.      Islam menempatkan akal manusia pada tempat yang sebaik-baiknya. Manusia diciptakan oleh Allah SWT dikaruniai akal sehingga pempunyai derajat yang paling tinggi sekaligus membedakan dengan makhluk-makhluk lain. Dengan akal itu pulalah manusia diminta pertanggungjawabannya sehingga Allah memberi peringatan banyak manusia menjadi penghuni neraka karena tidak menggunakan akalnya dalam jalan Allah/ kebenaran. Atas dasar itu, kita harus menggunakan akal kita yang dibimbing oleh hari nurani/ qolbi yang bersifat fitrah. Maka kita harus selalu berdoa kepaad Allah petunjuk ke jalan yang lurus.

3.      Islam menempatkan manusia sebagai makhluk yang berharga diri (Q.S Al Mu’minun : 115)

Manusia diciptakan Allah SWT dalam surat At Tiin karena diciptakan sebagai makhluk yang berharga diri, kita dilarang takabur. Baik karena faktor kekayaan, kedudukan, maupun keturunan. Karena takabur, merasa dirinya lebih daripada orang lain dan memandang rendah orang lain. Padahal di sisi Allah orang yang paling mulia adalah orang yang bertaqwa (Q.S Al Hujurat: 13) “wahai umat manusia, diciptakan atas kamu bersuku-suku dan berbangsa supaya saling mengenal. Di sisi Allah orang yang paling mulia adalah orang yang bertaqwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui dan Maha Mengerti”

Masyarakat Madani

Madani berasal dari kata Madinah (tempat hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekah dalam melaksanakan dakwahnya). Menurut Yusuf Qorodohi, masyarakat madani adalah masyarakat yang karakteristiknya berlandaskan Islam ditegakkan berdasarkan musyawarah pemimpinnya dari kalangan orang jujur, kuat, dan terpercaya serta peuh perhatian.

Karakteristik masyarakat madani:

1.      Bertuhan/ beragama (beraqidah)

Yaitu masyarakat yang hidup dan bertingkah laku berdasarkan akhlakul karimah atau  moral agama

2.      Damai

Tidak saling bermusuhan di dalam kehidupan bermasyarakat karena perbedaan budaya, status sosial, bahkan perbedaan agama

3.      Tolong menolong (ta’awum)

Saling membantu dalam mempertahankan wilayah , menolong orang yang dizalimi.

4.      Toleransi

Saling menghormati dan tidak saling mencampuri dalam urusan agama

5.      Keseimbangan antara hak dan kewajiban

Terlindunginya hak warga masyarakat dan setiap masyarakat mempunyai kewajiban, membela tanah air dari serangan musuh

6.      Berperadaban tinggi

Tidak bolEh berbuat jahat, aniaya, dan melanggar hak asasi masyarakat

7.      Berakhlak mulia

Tidak boleh berbuat jahat, aniaya, hidup berdasarkan tata moral yang berlaku, berbuat baik dan tolong menolong.

Komentar

Postingan Populer