MATA KULIAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN I


Belajar adalah setiap perubahan tingkah laku yang relatif tetap sebagai hasil latihan/ pengalaman. Terdapat 3 unsur dalam kegiatan belajar, yaitu perubahan tingkah laku, unsur kedewasaan, dan relatif permanen serta butuh waktu lama.

Esensi dan fungsi model belajar dan mengajar

Model diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan. Model juga dapat diartikan barang/ benda tiruan dari benda yang sesungguhnya seperti globe. Model belajar mengajar adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pegajaran dan para guru. Dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar benar-benar merupakan kegiatan bertujuan yang ditata secara sistematis.

Hakekat mengajar adalah membantu para siswa memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berpikir, dan sarana untuk mengekspresikan dirinya dan cara-cara belajar bagaimana belajar. Yoyce dan Weil (1986) mengelompokkan model-model belajar mengajar dalam 4 kategori:

1.      Kelompok model pengolahan informasi

2.      Kelompok model personal

3.      Kelompok model sosial

4.      Kelompok model sistem perilaku

Jenis-jenis belajar:

1.      Belajar afektif: ciri khas jenis ini terletak pada menghayati nilai obyek-obyek yang dihadapi melalui alam perasaan (untuk obyek berupa orang, benda, atau kejadian) dan bagaimana seseorang mengungkapkan perasaan dalam bentuk yang wajar.

2.      Belajar kognitif: ciri khas jenis ini terletak dalam belajar memperoleh dan meggunakan bentuk-bentuk representasi yang mewakili obyek yang dihadapi, yang berupa manusia, benda, kejadian, yang terdiri dari mengingat dan berpikir.

3.      Belajar sensorimotorik: ciri khas jenis belajar ini bahwa dalam belajar menghadapi dan menangani obyek-obyek secara fisik, termasuk kerja sama, manusia. Misalnya menggerakkan badan sambil menari.

4.      Belajar teoritis: jenis ini bertujuan untuk mendapatkan semua data dan fakta dalam suatu kerangka organisasi mental, sehingga dapat dipahami dan digunakan untuk memecahkan masalah seperti terdapat dalam bidang-bidang ilmiah.

5.      Belajar teknis:  bertujuan mengembangkan keterampilan-keterampilan dalam menangani dan memegang benda-benda serta menyusun bagian-bagian materi menjadi satu keseluruhan, missal belajar mengetik dan membuat mesin tik.

6.      Belajar sosial: bertujuan untuk mengekang dorongan dan kecenderungan spontan demi kehidupan bersama memberikan kelonggaran kepada orang lain untuk memahami kepatuhannya.

7.      Belajar estetis: bertujuan untuk membentuk kemampuan menciptakan dan menghayati keindahan berbagai bidang kesenian.

8.      Belajar responden: suatu respons dikeluarkan leh suatu stimulus yang telah dikenal. Penelitian jenis belajar ini telah dilakukan oleh ahli psikologi Rusia Ivon Pavlov, dengan menggunakan kaltun (anjing) sebagai kelinci percobaan dan hasilnya diterapkan pada manusia.

9.      Belajar kontignuitas: asosiasi dekat (contiguous) sesederhana apapun antara suatu stimulus dan respons dapat menghasilkan suatu perubahan dalam perilaku. Kekuatan kontignuitas ada yang sederhana dan kompleks. Misalnya: berupa pertautan antara bentuk-bentuk verbal dan biasanya berlangsung secara mekanis. “satu kali satu sama dengan..”

10.  Belajar observasional: seseorang dapat belajar dengan cara mengamati orang lain melakukan apa yang akan dipelajari.

11.  Belajar kognitif: memasalahkan adanya faktor insight dalam proses belajar kognitif. Belajar ini mengutamakan belajar berpikir dan reasoning/ menggunakan logika deduktif-induktif.

Proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik jika guru dan siswa melaksanakan perannya dengan baik. Guru berperan memotivasi siswa, sedangkan siswa berperan aktif dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini dipengaruhi kondisi eksternal, bahan belajar, dan media belajar. Bahan belajar merupakan materi yang akan diberikan oleh guru kepada siswa. Bahan belajar harus disesuaikan dengan perkembangan siswa dan harus dimulai dari sesuatu yang ada di sekitar iswa kemudian meluas. Pemilihan bahan belajar didasarkan pada faktor:

1.      Faktor waktu yang tersedia

2.      Faktor lingkar dan jenjang pendidikan

3.      Faktor aktivitas belajar seumur hidup

Proses mencapai tujuan pembelajaran:

1.      Guru sebagai manusia pembelajar membuat desain pembelajaran dan menyusun acara pembelajaran agar siswa yang sudah mempunyai kemampuan awal dan latar belakang belajar mampu menuju kemandirian belajar.

2.      Siswa sudah memiliki latar belakang dalam proses pembelajaran

3.      Tujuan belajar yang dirumuskan oleh guru juga merupakan sasaran belajar oleh siswa

4.      Kegiatan belajar mengajar dan guru mengajarkan beragai mata pelajaran/ bidang studi dimana guru meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik

5.      Proses belajar dimana siswa belajar merespon terhadap segala yang diprogramkan guru

6.      Hasil belajar bisa berbentuk perilaku yang dikehendaki dan tidak

7.      Puncak dari proses pembelajaran adalah hasil belajar yang berupa dampak pembelajaran dan dampak pengiring yang keduanya bermanfaat bagi guru dan siswa

8.      Akhirnya siswa yang lulus harus mampu menyusun program sendiri

Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran

Siswa belajar merupakan kegiatan peningkatan kemampuan yang meliputi kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Oleh karena itu, tujuan belajar yang akan dicapai oleh siswa berkenaan dengan 3 aspek/ 3 kawasan tersebut. Sedangkan dari segi guru, belajar merupakan akibat tindakan pembelajaran.

Kognitif

1.      Dinamika siswa dalam belajar: Tugas siswa dalam belajar adalah mencapai penguasaan tujuan belajar. Menurut Bloom, tujuan belajar meliputi 3 kawasan, yaitu afektif, kognitif, dan psikomotorik.

2.      Pengetahuan: Kemampuan mengetahui/ mengingat istilah, fakta, aturan, urutan, dan sebagainya.

3.      Pemahaman: Kemampuan menerjemahkan, menafsirkan, memperkirakan, memahami isi pokok, mengartikan tabel, dan sebagainya.

4.      Penerapan: Kemampuan memecahkan masalah, membuat bagan, menggunakan konsep, kaidah, prinsip, metode, dan sebagainya.

5.      Analisis: Kemampuan memisahkan, membedakan , seperti merinci bagian-bagian hubungan antar, dan sebagainya

6.      Evaluasi: Kemampuan menilai berdasarkan norma seperti menilai mutu

Afektif

1.      Penerimaan: kemampuan menjadi peka tentang suatu hal dan menerima sebagaimana adanya

2.      Partisipasi: kerelaan memperhatikan dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan

3.      Penilaian: kemampuan memberikan nilai dan menentukan

4.      Organisasi: kemampuan membentuk sistem nilai sebagai pedoman hidup

Psikomotorik

1.      Persepsi: kemampuan memilah-ilah dan kepekaan terhadap hal

2.      Kesiapan: kemampuan bersiap diri secara fisik

3.      Gerakan terbimbing: kemampuan meniru contoh

4.      Gerakan terbiasa: keterampilan yang bergantung pada pola

5.      Gerakan komplek: berketerampilan luwes, lancer, gesit, dan lincah

6.      Penyesuaian: kemampuan mengubah dan mengatur kembali

7.      Kreatif: menciptakan pola baru

Implikasi belajar bagi guru:

1.      Perhatian dan motivasi

Guru sejak merencanakan kegiatan belajar mengajar sudah memikirkan perilakunya terhadap siswa sehingga dapat menarik perhatian dan menimbulkan motivasi siswa dan tidak berhenti pada perencanaan pembelajaran dalam pelaksanaan pembelajaran. Bentuk perhatian guru antara lain guru menggunakan metode secara bervariasi, menggunakan media sesuai dengan tujuan belajar dan materi ajar, menggunakan gaya bahasa yang tidak monoton dan guru mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan membimbing. Bentuk motivasi guru antara lain, memilih bahan ajar yang sesuai minat siswa, menggunakan metode dan teknik belajar yang disukai siswa, mengoreksi sesegera mungkin pekerjaan siswa dan memberi tahu hasilnya, memberikan pujian verbal-non verbal, memberitahukan nilai guna dari pelajaran.

2.      Keaktifan
      Peran guru mengorganisasikan pembelajaran bagi siswa berarti mengubah peran guru dari deduktif menjadi mengindividualis, yaitu menjamin bahwa siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam kondisi yang ada.

Komentar

Postingan Populer