Geografi Ekonomi
Ilmu
ekonomi, ilmu Geografi, dan ilmu Geografi Ekonomi memiliki keterkaitan yang
sangat kuat. Untuk mengetahui keterkaitannya, terlebih dahulu dilakukan analisa
tentang definisinya.
Ilmu
ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia untuk mengatasi
ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat
pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas demi mencapai kemakmuran.
Ilmu
Geografi adalah ilmu tentang lokasi dan variasi keruangan atas fenomena fisik
dan manusia di atas permukaan bumi.
Ilmu
ekonomi memiliki spesifikasi kajian mengenai aktivitas ekonomi (what to
produce), aktivitas produksi (how to produce), dan aktivitas distribusi (for
whom to produce). Sedangkan ilmu Geografi mengkaji pola spasial di permukaan
bumi. Jika kedua disiplin ilmu ini digabungkan maka akan terbentuk korelasi
yang saling melengkapi satu sama lain, sehingga terbentuklah disipin ilmu baru,
yaitu ilmu Geografi Ekonomi.
Ilmu
Geografi Ekonomi merupakan ilmu yang memiliki pendekatan spasial terhadap
masalah-masalah ekonomi (produksi, konsumsi, dan distribusi) sehingga mampu
menyajikan informasi mengenai “dimana” dan “mengapa” kegiatan ekonomi tersebut
berlangsung. Beberapa macam aktivitas ekonomi:
1.
Primary
activities: agriculture, resource extraction, hunting, fishing, gathering
2.
Secondary
activities: manufacturing, construction
3.
Tertiary
activities: retalling, services
4.
Quarternary
activities: info services, research
Pendekatan
Geografi Ekonomi meliputi:
1. Pendekatan
topik: pendekatan komoditas dan aktivitas manusia
2. Pendekatan
kewilayahan: dipelajari dalam unit-unit, kelompok dilihat dari interelasi dan
interaksi.
Elemen
dasar Geografi Ekonomi adalah:
1. Physical base:
bentuklahan, iklim
2. Economy base:
keunggulan kompetitif dan komparatif
3.
Transportation
base
4. Institutional base:
kebijakan pemerintah
Berdasarkan
sumbernya, Geografi Ekonomi dibagi menjadi: Geografi Sumberdaya, Geografi
Pertanian, Geografi Industri, Geografi Perdagangan, Geografi Transportasi, dan Geografi
Komunikasi.
Teori lokasi
Dasar
Geografi Ekonomi adalah teori lokasi. Teori lokasi menjelaskan secara mendasar
tentang faktor-faktor universal yang mempengaruhi penempatan lokasi di berbagai
macam aktivitas ekonomi. Teori lokasi juga merupakan hal tentang penentuan
lokasi kegiatan ekonomi. Central place
theory menganalisa tentang persebaran permukiman. Dasar teorinya berasal
dari keinginan untuk menjawab tentang wilayah (kota) apakah menentukan
banyaknya kota, besarnya kota, maupun persebaran kota. Terdapat dua istilah
yang sering digunakan dalam Central place
theory, yaitu range dan threshold. Range adalah jarak jangkauan antara penduduk dan tempat suatu
aktivitas pasar yang menjual kebutuhan komoditi/ barang. Threshold adalah jumlah minimum penduduk/ konsumen yang dibutuhkan
menunjang kesinambungan pemasokan barang atau jasa yang diperlukan dalam
penyebaran penduduk/ konsumen dalam ruang (spatial
population distribution).
Threshold
rendah: industri makanan dan minuman yang tidak memerlukam konsumen terlalu
banyak. Contohnya adalah toko kelontong.
Threshold
tinggi: pelayanan barang mewah yang barang-barangnya relative sulit terjual,
agar laku harus ditempatkan di tempat sentral agar batas minimal penduduk untuk
kelancaran suplay barang terpenuhi. Misalnya toko emas.
Macam-macam
teori lokasi:
1. Central Place Theory
(Walter Christaller)
Asumsi Christaller:
a. Suatu
lokasi yang mempunyai permukaan datar yang seragam
b. Jumlah
penduduk merata
c. Mempunyai
kesempatan transport dan komunikasi merata
d. Jumlah
penduduk yang ada membutuhkan barang dan jasa
2. Theory of Industrial Location
(Alfred Weber)
Asumsi Weber yang
bersifat prakondisi:
a. Wilayah
yang topografi, iklim, jumlah dan kualitas pendidikannya seragam
b. Ketersediaan
sumberdaya bahan mentah
c. Upah
tenaga kerja
d. Biaya
transport (ditentukan oleh bobot dan lokas bahan)
e. Persaingan
f. Manusia
berpikir rasional
3. Theory of Weight Loss and Transport
Cost
4. Model
Gravitasi dan Teori Interaksi (Isaac Newton)
Aglomerasi Ekonomi
Aglomerasi
ekonomi adalah pengelompokan usaha; konsentrasi dari aktivitas ekonomi dan
penduduk secara spasial yang muncul karena adanya penghematan yang diperoleh
akibat lokasi yang berdekatan. Aglomerasi ekonomi melibatkan lokasi/ lahan,
bangunan/ permukiman, barang/jasa, transportasi dan manusia. Dampak adanya
aglomerasi ekonomi adalah menghidupkan kegiatan ekonomi masyarakat sekitar,
meskipun muncul permukiman liar yang identik “kumuh.” Selain itu sifat
konsumtif masyarakat meningkat dan muncul kemacetan di sekitar tempat
aglomerasi ekonomi.
Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB)
Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) menunjukkan
jumlah seluruh nilai tambah yang dihasilkan oleh penduduk dalam suatu wilayah
pada periode waktu tertentu. Manfaat Produk Domestik Regional Bruto (PDRB):
1. Menunjukkan
kemampuan sumberdaya ekonomi daerah
2. Menunjukkan
pendapatan yang memungkinkan dapat
dinikmati oleh penduduk suatu daerah
3. Menunjukkan
laju pertumbuhan ekonomi daerah
4. Menunjukkan
struktur pertanian
Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) dihitung
dalam 2 harga:
1. Harga
berlaku: menghitung nilai dari seluruh produk barang dan jasa di suatu wilayah
berdasarkan harga yang berlaku dalam tahun yang bersangkutan
2. Harga
konstan: menghitung dari seluruh produk barang dan jasa di suatu wilayah
berdasarkan harga yang telah disesuaikan dengan tahun dasar yang disepakati,
dengan demikian sudah memperhitungkan nilai tambah.
Pendekatan
penghitungan Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB):
Pendekatan
produksi: angka PDRB diperoleh dari hasil penghitungan total kumulatif seluruh
sektor lapangan usaha perekonomian setelah dikurangi dengan biaya antara (biaya
proses produksi) yang disebut dengan nilai tambah bruto.
Sektor dalam Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah
pertanian, peternakan, kehutanan, perikanan, pertambangan, penggalian, industri
pengolahan, listrik, gas, dan air bersih, bangunan, perdagangan, hotel dan
restoran, angkutan dan komunikasi, keuangan, persewaan, jasa perusahaan, dan jasa-jasa
lainnya.
Komentar
Posting Komentar